Rabu, 09 September 2015

KEWIBAWAAN GURU

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pendidikan bukan sekedar mengajarkan atau mentransfer pengetahuan atau semata mengembangkan aspek intelektual, melainkan juga untuk mengembangkan karakter, moral, nila-nilai budaya serta didik dengan kata lain. Pendidikan adalah membangun budaya, membangun peradaban, membangn masa depan bangsa karena itu untuk meningkatkan harkat dan martabat semua bangsa pada era global ini, tidak ada jalan lain kecuali dengan meningkatnya kualitas pendidikan.
Dengan meningkatkan kualitas pendidikan maka akan tercipta kesatuan dalam rencana dan gerak langkah pembangunan bangsa di masa depan. Sebab kualitas pendidikan sangat menentukan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa, kualitas pendidikan mesti bersandar pada segenap aspek yang terdapat dalam diri manusia atau warga negara. Dan yang penting disadari ialah: bahwa pendidikan sebuah proses sesuatu yang di perjuangkan perbaikan dan kemajuannya ungkapan mediknas pendidikan Indonesia adalah sebuah proses pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang setidaknya akan termanifestasikan dalam tiga hal yaitu:
1.      Penguasan iptek (ilmu pengetahuan)  dan bertentangan pendidikan kita tidak bisa lepas dari tenaga pendidik itu sendiri, agar bisa menjadi tenaga pendidik dalam mendidik yang baik dan profesional.
2.      Dan mempunyai atau memiliki ilmu dan seni dalam mendidik seseorang.
3.      Pendidikan itu harus memiliki wibawa (gezaq).


B.Rumusan Masalah
Dalam penjelasan latar belakang di atas maka kelompok kami dapat menarik beberapa masalah:
1.      Apakah pengertian kewibaan (gezaq)?
2.      Bagaimana kewibaaan orang tua dan kewibawaan guru?



















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Kewibawaan ( Gezaq )
Konsep kewibawaan di adopsi dari bahasa belanda yaitu” Gezaq” yang berasal dari kata “segen” yang berarti berkata. Siapa yang perkataannya yang mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain, berarti mempunyai kewibawaan terhadap orang itu. Gezaq adalah kewibawaan yang ada pada orang tua (ayah dan ibu)  itu adalah asli. Orang tua dengan langsung mendapat tugas dari tuhan untuk mendidik anak-anaknnya orang tua atau keluarga mendapat hak untuk mendidik anak-anaknya, suatu hal yang tidak dapat di cabuk, karena terikat oleh kewajiban dan hak kewajiban yang ada pada orang tua itu keduanya tidak dapat di pisahkan. Untuk jelasnya dapat penulis kemukakan contoh :
Pada suatu sekolah ada seorang murid-nya, mereka sangat takut dan patuh kepadanya, setiap harinya pak guru masuk ke dalam kelas murid-murid sudah duduk dengan tenang dan tertib menantikan pak guru itu mengajar. semua perintah dan laranganya serta nasehat yang di berikan kepada murid-muridnya di turuti dan di patuhi oleh anak-anak hormat kepadanya. sebaliknya guru lain yang ada di sekolah. ia kurang di segani oleh anak-anak murid-nya. dan setiap guru mengajar anak-anak ada saja yang selalu membuat ribut dalam kelas sehingga kelas menjadi ribut. peringatan-peringatan dan nasehat yang di berikanya atau kurang di hiraukan oleh murid.
B.   Kewibawaan Orang Tua dan Kewibawaan Guru
1. Orang tua (ayah dan ibu )                                                                          
adalah pendidik yang terutama dan yang sudah semestinya, merekalah pendidik asli yang menerima tugas-nya dari tuhan untuk mendidik anak-anaknya.
Adapun kewibaan orang tua terdiri dari 2 sifat :
a). Kewibawaan pendidikan
            Ini berarti bahwa dengan kewibawaanya orang tua bertujuan memelihara keselamatan  anak-anak, agar mereka dapat hidup terus, dan selanjut-nya berkembang  jasmani dan rohani-nya menjadi manusia dewasa. adapun nasehat-nasehat di minta  atau di terima dari orang tua meskipun, orang yang  meminta atau menerima nasehat itu sudah dewasa, dan banyak juga yang dituruti tetapi hal itu hendaknya timbul dalam hati yang tulus,ikhlas,tidak karena keharusan.
b). kewibawaan keluarga
Orang tua merupakan kepala keluarga dari satu keluarga ‘’masyarakat kecil ‘’yang sudah tentu dalam ‘’masyarakat ‘’harus ada peraturan-peraturan yang harus di patuhi keluarga kepada peraturan-peraturan yang berlaku dalam keluarga itu.  Dengan demikian orang tua sebagai kepala anggota keluarganya dan kewibawaan keluarga itu bertujuan untuk memelihara dan keselamatan keluarga. Tiap anggota keluarga harus tunduk kepada kewibawaan keluarga selama sudah dewasa itu bukan saat yang penting lagi.
2.Kewibawaan Guru Atau Pendidik
Yaitu bukan orang tua yang menerima jabatanya sebagai pendidik buka kodrat
dari tuhan. Melainkan ia menerima jabatan itu dari pemerintah. ia di tunjuk, di tetapkan dan di beri kekuasaan sebagai pendidik oleh negara atau masyarakat. maka dari itu kewibawaan yang ada padanya pun berlainan dengan  kewibawaan guru atau pendidik juga memiliki 2 sifat :


a). Kewibawaan Pendidik.
Sama halnya dengan kewibawaanya pendidikan yang ada pada orang tua, guru adalah pendidik karena jabatan berkenaan dengan jabatanya sebagai pendidik. Telah di serahi sebagian dari tugas orang tua untuk mendidik anak-anaknya. selain itu guru atau pendidik karena jabatan menerima kewibawaanya sebagian lagi dari pemerintah yang mengangkat mereka. kewibawaan pendidikan yang ada pada guru ini terbatas atau banyaknya anak-anak yang di serahkan kepadanya, [1]
Dan setiap tahun berganti murid. Dan orang yang pertama bertanggung jawab terhadap perkembangan anak atau pendidikan anak adalah orang tuanya, karena adanya pertalian darah yang secara langsug bertanggung jawab atas masa depan anak-anaknya, orang tua juga disebut sebagai pendidik kodrat oleh karena dari pihak orang tua tidak mempunyai kemampuan, waktu dan sebagainya maka mereka menyerahkan sebagian tanggung jawabnya kepada orang lain yang berkompeten untuk melaksanakan tugas tugas mendidik. maka orang dewasa yang mendidik ialah memikul pertanggungjawaban.[2]        
b). Kewibawaan Memerintah
selain kewibawaan memerintah pendidikan guru atau pendidik karena  jabatannya juga mempunyai kewibawaan memerintah mereka telah diberi kekuasaan oleh pemerintah atau instansi yang mengangkat mereka kekuasaan tersebut meliputi pimpinan kelas di sanalah anak-anak diserahkan kepada-nya. bagi kepala sekolah kewibawaan ini lebih luas meliputi pimpinan sekolah-nya.


c). Fungsi Kewibawaan Dalam Pendidikan
pendidikan itu terdapat dalam pergaulan antara orang dewasa dengan anak-anak. sebab pergaulan antara orang dewasa sesama-nya orang menerima dan bertanggung  jawab sendiri terhadap pengaruh-pengaruh pergaulan itu. Demikian pula pergaulan antara anak-anak dengan anak-anak biar pun sering kali seorang anak menguasai dan di turuti oleh anak-anak lainya kekuasaan yang di lakukan tersebut tidak bersifat gezaq atau pendidikan karena kekuasaan itu tidak  tertuju kepada tujuan pendidikan. Dalam pergaulan baru terdapat pendidikan  jika di dalam-nya telah terdapat kepatuhan dari si anak, yaitu bersikap menuruti atau mengikuti wibawa yang ada pada orang lain menjalankan suruhannya dengan sadar tetapi tidak semua pergaulan antara orang dewasa dengan anak-anak merupakan pendidikan adapula pergaulan semacam itu yang berpengaruh jahat atau pergaulan yang netral saja ialah pengaruh yang menuju kedewasaan si anak. menjadi orang yang dapat memenuhi tugas hidup-nya dengan berdiri sendiri. Tidak setiap mau menuruti orang lain (seperti menuruti perintah anak-anak lain)’’dapat di katakan tunduk terhadap wibawa pendidikan, Bagaimana  sikap anak terhadap wibawa pendidikan? dalam hal ini langevel menjelaskan dengan 2  buah kata:
a.       sikap untuk menurut atau mengikut ( folagen)
mengakui kekuasaan orang lain yang lebih besar karena paksaan,takut. jadi bukan tunduk atau mengikuti yang sebenar-nya.
b.      sikap tunduk atau patuh,
yaitu dengan sadar mengkuti kewibawaan antaranya mengakui hak pada orang lain untuk memerintah dirinya merasa sendiri terikat akan memenuhi perintah itu. Dalam hal terakhir inilah fungsi wibawa  pendidikan. yaitu membawa  si anak ke arah pertumbuhanya yang kemudian dengan sendirianya mengakui wibawa orang lain dan mau menjalankanya (Athiyah alabrasy, 2001, 55).
ü  kewibawaan dalam masyarakat dan kewibawaan dalam pendidikan.     Yang  di maksud dengan kewibawaan pendidikan dan bagaimana melaksanakan kewibawaan itu dalam praktek mendidik anak-anak, kita perlu adakan perbandingan antara kewibawaan berlaku di masyarakat dengan kewibawaan pendidikan.
C. Kewibaan Dalam Masyarakat
Dalam masyarakat harus ada wibawa supaya dapat tercapai maksud masyarakat itu ada 5 yaitu:
 a). Kesejahteraan umum didalam negara ( yang  berdasar demokrasi )ada tiga badan yang memegang kewibawaan yaitu: badan kekuasan legislatif, eksekutif, yudikatif, anggota-anggota masyarakat adalah  orang-orang yang telah dewasa dan mereka sudah seharusnya sudah mempunyai cukup kesadaran akan keharusan faedah kewajiban itu mengurangi kebebasan mereka. mempunyai norma-norma atau ukuran hidup. 
b). Masyarakat   menurut atau patuh kepada pendukung kekuasaan pemerintah itu bukan karena sempurnanya kepribadian. tetapi pengkuanya terhadap pengangkatanya untuk menjalankan kewajiban.
c). Sebaliknya, pemerintah meminta kita semua mentaati segala peraturanya bagaimana kebatinan kita masing-masing orang  yang sebaiknya setuju atau tidak mengeritik pemerintah asal kita taat kepada apa yang di perintahkan. jadi kekuasaan pemerintah menguasai perbuatan kita yang lahir.
d). Kewibawaan dan pelaksanaan kewibawaan dalam masyarakat tidak menjadi berkurang melainkan tetap stabil, karena tujuanya ialah hendak mengatur masyarakat. kita tetap taat di bawah kewibawaanya negara akan tetap melaksakan kewibawaannya di atas kita.
e). Guru dibidang masyarakatan, dalam bidang masyarakatan merupakan tugas guru yang tak kalah pentingnya dengan yang lain pada bidang ini guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara indonesia yang bermoral pancasila. Ini berarti bahwa tugas guru mencerdaskan kehidupan bangsa  menuju masa pembentukan manusia yang seutuhnya.[3]
D. Kewibawaan Dalam Pendidikan
a). Pelaksanaan kewibawaan dalam pendidikan itu harus bersandarkan perwujudan norma-norma dalam diri si pendidik, justru kewibawaan itu membawa si anak ke tingkat kedewasaanya dan mempunyai tujuan yaitu mengenal dan hidup yang sesuai dengan norma-norma maka menjadi syarat si pendidik memberi contoh dengan jalan menyesuaikan dirinya dengan norma-norma itu sendiri.
b). Dalam pendidikan pertama yang kita tuju ialah bahwa si anak dengan sepenuh kepercayaan menyerahkan dirinya kepada pendidik (orang tua) dengan demikian mencapai penyusunan batin dan dapat mencapai si anak itu mengenal nilai-nilai dengan hidup menyesuaikan nilai-nilai itu.
c). Wibawa dalam pelaksanaan wibawa dalam masyarakat  akan tetapi dalam pendidikan akan selalu berkurang bila telah tercapai tingkat kedewasaanya dengan kesukaan,kerelaan dan keikhlasan.
d). Kewibawaan dan identifikasi kita ketahui sebelumnya bahwa tujuan dari    wibawa dalam pendidik itu ialah. Dengan wibawa itu si pendidik hendak berusaha membawa anak itu kearah kedewasaanya. Oleh karena itu dapat mengenal nilai-nilai atau norma-norma kesusilaan, keindahan, ketuhanan dan sebagainya syariat mutlak, Pendidik ialah: adanya kewibawaan pada si pendidik, tampa kewibawaan pendidik tidak akan berhasil baik, pendidik mempersatukan dirinya terhadap pendidikan jadi identifikasi mengandung 2 arti yaitu :
1. Si pendidik mengidentifikasi dengan kepentingan si anak karena belum mampu untuk berbuat sendiri jadi untuk anaknya itulah ia mengambil tanggung jawab sendiri dalam mempertimbangkan dan memutuskan untuk anak didik, Akan tetapi lambat laun campur tangan orang tua atau pendidik itu  harus berkembang, itulah syarat si anak untuk berdiri sendiri mungkin  tidak tau mempunyai perhatian terhadap pertumbuhan pendidik islam ssemesti-nya mengetahui usia si anak untuk perkembanga-nya.
2. Si anak mengidentifikasi dirinya terhadap pendidikan sebagai makhluk  yang sedang tumbuh tentu saja berlainan menurut perkembangan umurnya, atau minat pengalaman yang telah di alami oleh si anak.
v  Ada juga macam-macam kewibawaan yang berkaitan lahir dan batin yaitu:
1. Kewibawaan lahir
            Kewibawaan lahir merupakan kewibawaan yang Nampak dan terlihat pada diri seseorang guru. Kewibawaan lahir dapat Nampak dari cara berahlaqtnya dan berpakaiannya, cara berbicaranya dan dari cara dia bertindak. Kewibawaan ini bisa diraih dengan cara pembentukan pisik dan gerak yang kharismatik ketika berhadapan dengan peserta didik.
2. Kewibaan Batin
Kewibawaan batin merupakan  kewibawaan yang dimiliki oleh seorang guru atau pendidik yang tak  Nampak atau tidak terlihat, namun ketika ia hadir maka setiap siswa dapat merasakan bahwa ia adalah sosok yang mengagumkan dan sososk yang patut untuk dipatuhi perintahnya, harus didengar setiap perkataannya dan harus senantiasa menaruh hormat kepadanya meskipun pendidik tak melakukan atau berbicara apapun namun kewibaan yang terpancar dari dalam dirinya  maka ia akan senantiasa dihormati oleh peserta dididk. Kewibawaan batin ini bisa didapatka dengan senantiasa mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri kita kepada  Allah SWT.[4]

           
           

  





BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
            1. Wibawa adalah gezaq, yang terdapat pada seorang wibawa dan tidak dimiiliki oleh semua orang tertentu karena wibawa atau gezaq bisa saja ada pada seseorang mungkin nilai tutur katanya perbuatan tingkah laku dan ilmu pengetahuan.
            2. Orang tua  adalah pendidik. Karena merekalah pendidik asli, yang menerima tugas dari tuhan yang maha esa untuk mendidik anak-anaknya oleh karena itu orang tua sangat berperang untuk anak didiknya dan mempunyai wibawa yang tinggi terhadap keluarganya.
            3. Fungsi kewibawaan dalam pendidik  ialah membuat si anak mendapat nilai-nilai dengan norma-norma.
            4. Identifikasi pada  diri pribadi pendidik-nya, kemudian ternyata nilai-nilai dan norma-norma-nya. kelak dia lebih melepaskan diri dari  si pendidik-nya dan lebih lagi  dirinya kepada nilai-nilai dan norma itu sesuai dengan yang berlaku.   
B. Saran-saran
            Dengan selesainya makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini yang mengenai tentang kewibawaan dalam pendidikan dan  jauh dari kesempurnaan, olehnya itu kami mengharapkan saran atau kritikan dari para pembaca khususnya kepada gurutta atau dosen pembimbing.      



DAFTAR PUSTAKA
Http/fdj indra kurniawan,  geogle blogspot.www.
Uhbiyati Nur, Ilmu Pendidikan Islam, cet 3. Bandung.  CV. Pustaka Setia, 2008.
Palippui H, Profesi Keguruan, cet 1. Sengkang. Lampena Intimedia, 2008.






 
  


[1] http/fdj Indra kurniawan , blogspot.  www geogle.com.
[2]  Dra.Hj. Nur Uhbiyati, Ilnmu Pendidikan Islam. Cet 3 (Bandung. CV. Pustaka Setia 2005).Hal 65-66.
[3] Drs. H. Palippu, Profesi Kegururan. Cet 1. ( Sengkang, Lampena intimedia 2008). Hal 34-35.
[4] Http/fdj Indra kurniawan, Blogspot geogle blogspot. Com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar