Rabu, 17 September 2014

Makalah MEMPELAJARI DAN MENYADARI ADANYA BERBAGAI MASALAH KEPENDUDUKAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN


Makalah
MEMPELAJARI DAN MENYADARI
ADANYA BERBAGAI MASALAH KEPENDUDUKAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

KELOMPOK I
AMIRAH
MISNAWATI. U
NIRWANA
RAHMAWATI
SUKARDIN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AS’ADIYAH SENGKANG
TAHUN AKADEMIK 2012/2013


KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan nikmat dan karuniaNya kepada kami sehingga bisa menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah yang kami tulis berjudul mempelajari dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan”.
Makalah ini berisikan pembahasan tentang Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan. Dan makalah ini pun lebih membahas permasalahan tersebut yang ada dimasyarakat sekitar, dan penulisan makalah ini mengutip dari refrensi agar makalah ini jadi mudah dipahami.
Kami harapkan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua sebagai pembelajaran tentang Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan. Kami sadar makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun akan selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Cukup sekian dari kami dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu pengerjaan makalah ini semoga Allah SWT memberi rahmat kepada kita semua, Aamiin.
Sengkang, 25 Januari 2013

                                                                                                              Penulis



DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................       i
Kata Pengantar .....................................................................................................      ii
Daftar Isi ................................................................................................................     iii
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang  ......................................................................................
B.  Tujuan .....................................................................................................       
C.  Metode Penulisan....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.  Masalah Penduduk .................................................................................       
B.  Hakikat Masyarakat Sebagai Wadah Pergaulan Hidup .........................       
C.  Masalah Kebudayaan .............................................................................       
D.  Kebudayaan dan Masyarakat..................................................................       
BAB IV PENUTUP
A.  Kesimpulan..............................................................................................       
B.  Saran-saran..............................................................................................       
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................       



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Di era dewasa ini kemajuan tekhnologi dan informasi sangat mempengaruhi pada kehidupan sosial Masyarakat. Dampak tersebut mempengaruhi pada hal Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan. Dari waktu kewaktu kurva jumlah pendudukpun semakin tinggi. Sehingga mengakibatkan kepadatan penduduk. Selain itu, akibat dari kecanggihan zaman teknologi saat ini membuat perlahan-lahan budaya tradisional di tinggalkan. Bila tidak di lestarikan, kemungkinan budaya dari nenek moyang pun akan punah dan tidak dapat di wariskan pada generasi-generasi berikutnya.
B.       Tujuan
Tujuan makalah ini ditulis adalah sebagai tugas dosen dengan mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
C.      Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, kami memerlukan langkah - langkah sebagai berikut :
1.         Pengumpulan data
a.         Melakukan pencarian buku di perpustakaan
b.        Merumuskan dan mencari data tentang isi makalah
2.         Menyusun kata demi kata yang diperoleh, sehingga bisa tersusun secara cermat berdasarkan konsep penulisan karya ilmiah untuk dikembangkan dalam isi makalah ini.
3.         Melakukan diskusi kepada teman – teman sekelompok untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    MASALAH PENDUDUK
a.      Pengertian Penduduk
Dalam arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang mendiami atau menduduki tempat tertentu misalnya pohon bakau yang terdapat pada hutan bakau, atau kera yang menempati hutan tertentu. Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada benda-benda sejenis yang terdapat pada suatu tempat, misalnya kursi dalam suatu gedung sekolah. Dalam kaitannya dengan manusia, maka pengertian penduduk adalah manusia yang mendiami dunia atau bagian-bagiannya (Ruslan H. prawiro, 1981 : 3).
Pengertian penduduk yang ruang lingkupnya lebih sempit adalah sekumpulan manusia yang duduk atau menempati pada wilayah tertentu.
Sejarah perkembangan kebudayaan manusia selalu ditandai dengan munculnya letupan-letupan yang menjadi ciri khas sekaligus yang membedakan satu sama dengan masa berikutnya. Titik pangkal letupan itu lahir dari desakan keinginan dan kebutuhan manusia, yang makin lama bertambah besar, sampai pada saat yang ditentukan ia dihadapkan pada pencairan alternatif jawaban dari pertanyaan klasik yang dilemparkan oleh dirinya sendiri : bagaimana menghidupi populasi dirinya yang terus menerus membengkak.
b.      Pertumbuhan Penduduk
Sejak kapan manusia hidup tidak dapat diketahui dengan pasti. Menjelang awal tahun Masehi jumlah penduduk dunia + 250 juta jiwa, dan pada jaman modern (renaissance) sampai kira-kira tahun 1650 penduduk dunia mencapai jumlah 545 juta.
Sejak awal abad ke – 18 penduduk dunia berjumlah 625 juta jiwa dan awal abad 20 mencapia 1.608 juta jiwa, tahun 1970 melebihi 3,5 milyard dan pada pertengahan tahun 1979 berjumlah 4.321 juta jiwa.
c.       Penduduk Indonesia, Sebuah Kasus
Problem kependudukan juga menghantui Indonesia sebagai salah satu negara dunia ketiga yang sedang giat-giatnya membangun. Bila dilihat penyebabnya maka beberapa faktor yang mendorong terjadinya problem kependudukan tersebut baik secara kuantitatif maupun kualitatif, antara lain :
1.      Kemajuan dalam bidang IPTEK serta peradaban manusia terutama di bidang teknologi baru, pelayanan kesehatan, pendidikan, komunikasi, dll
2.      Dorongan atau hasrat naluri manusia yang selalu memperoleh kondisi yang lebih baik dari sebelumnya di dalam kehidupannya baik material maupun intelektual.
3.      Keterbatasan kemanpuan dukungan alam dan sumber alam serta dukungan lainnya yang diperlukan.
B.       HAKIKAT MASYARAKAT SEBAGAI WADAH PERGAULAN HIDUP
Telah kami maklumi bahwa penduduk adalah sekumpulan manusia yang duduk atau menempati pada wilayah tertentu. Sedangkan masyarakat merupakan kumpulan dari penduduk. Dalam hidup bermasyarakat, satu sama lain saling membutuhkan. Manusia sebagai anggota masyarakat mempunyai berbagai aktivitas dan berinteraksi satu dengan yang lain serta masing-masing memenuhi kebutuhan hidupnya.
Suatu wilayah atau daerah yang penduduknya terus bertambah akhirnya jumlah tenaga bertambah. Dengan luas tanah yang terbatas (tidak dapat bertambah), maka pertambahan produksi bahan makan tidak dapat mengimbangi tambahnya jumlah tenaga kerja yang terus bertambah. Kondisi yang demikian dinamakan terdapatnya tekanan penduduk di daerah tersebut.
Kita kenal adanya dua jenis tekanan penduduk :
a)        Tekanan penduduk yang absolut (mutlak) yang digambarkan sebagai kesukaran mendapatkan suatu keperluan akan pangan, sandang papan bagi kehidupan manusia.
b)        Tekanan penduduk yang relatif (nisbi) dapat dinyatakan sebagai suatu tingkat tekanan yang dirasa orang setelah kekurangan dalam memenuhi syarat kehidupannya, dan membandingkan apa yang telah dinikmati oleh orang lain atau golongan lain. 1)
C.      MASALAH KEBUDAYAAN
1.    Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi akal.
Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau  akal.
 Disamping kebudayaan ada kata kultur yang berasal dari bahasa Inggris cultur, dalam bahasa Belanda cultuur, dalam bahasa latin berasal dari kata colera. 2)
Colera yang diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam. E.B. Taylor memberikan definisih mengenai kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, keilmuan sosial, hukum, adat istiadat, dan kemanpuan-kemanpuan lain serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. 3)
2.      Perwujudan Kebudayaan
Al-Kroeber (Antropolok) menganjurkan unutk membedakan wujud kebudayaan secara tajam sebagai suatu sistem. Bahwa kebudayaan dibagi atau digolongkan dalam 3 wujud yaitu :
1)      Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan peraturan.
Wujud tersebut menunjukkan wujud ide dari kebudayaan sifatnya abstrak, tak dapat diraba dipegang ataupun difoto. Kesimpulannya budaya ideal ini adalah merupakan perwujudan dan kebudayaan yang bersifat abstrak.
2)      Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
Wujud tersebut dinamakan sistem sosial karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Lebih jelasnya tampak dalam bentuknya perilaku dan bahasa pada saat mereka berinteraksi dalam pergaulan hidup sehari-hari dimasyarakat. Kesimpulannya, sistem sosial ini merupakan perwujudan kebudayaan yang bersifat konkret dalam bentuk perilaku dan bahasa.
3)      Wujud kebudayaan sebagai benda - benda hasil karya manusia.
Wujud terakhir ini disebut pula kebudayaan fisik dimana wujud budaya ini hampir seluruhnya merupakan hasil fisik (aktifitas perbuatan, karya semua manusia dalam manusia), sifatnya paling konkret dan berupa benda-benda atau yang dapat diraba. Kesimpulannya, kebudayaan fisik ini merupakan perwujudan kebudayaan yang bersifat konkret, dalam bentuk materi atau artefak.
3.      Subtansi (ISI) Utama Budaya
Subtansi (ISI) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan didalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.
a)      Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial merupakan suatu okumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami.
b)     Nilai
Nilai adalah suatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan diangkap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Karena itu, sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral atau etis), relegius (nilai agama).
c)      Pandangan Hidup
Pandangan Hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam menjawab atau mengatasi masalah yang dihadapinya.
d)     Kepercayaan
Kepercayaan yang mengandung arti yang lebih luas dari pada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME.
e)      Persepsi
Persepsi atau sudut pandang ialah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari seperangkat dari kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala kehidupan.
f)       Etos Kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan (dalam antropolog) berasal dari bahasa Inggris berarti watak kas. Etos sering tampak pada gaya perilaku warga misalnya, kegemaran-kegemaran masyarakat.


4.      Sifat-sifat Budaya
Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama seperti indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda, tetapi kebudayaan mempunyai ciri kata sifat yang  sama. Dimana sifat-sifat budaya itu akan memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat yang hakiki yang berlaku adalah bagi semua budaya dimana pun.
Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut antara lain :
a.       Budaya terwujud yang tersalurkan dari perilaku manusia.
b.      Budaya telah ada terlebih dahulu dari pada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
c.       Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
d.      Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
5.      Sistem Budaya
Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan dengan demikian sistem kebudayaan yang dalam bahasa indonesia lebih lazim disebut sebagai adat istiadat.
Dalam adat istiadat terdapat juga sistem norma, dan salah satu fungsi sistem budaya adalah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia.

6.      Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebubayaan
Tercipta atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagai hasil interaksi antara manusia dengan segala isi alam raya ini. Dan manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal, intelegensi, dan intuisi, perasaan dan emosi, kemauan, fantalasi, dan perilaku.
Tahap eksternalisas adalah proses pencurahan diri manusia secara terus- menerus kedalam dunia melalui aktifitas fisik dan mental.
Tahap objektivitas adalah tahap aktivitas manusi menghasilkan suatu realita objektif, yang berada diluar diri manusia.
7.      Problematika Kebudayaan
Beberapa problematika kebudayaan yang lain :
a.    Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan
b.    Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksana pembangunan.
c.    Hambatan budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
d.   Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
e.    Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
f.     Sikap etnosentrisme.
g.    Perkembangan IPTEK dari kebudayaan, seringkali disalah gunakan oleh manusia.
8.      Perubahan Kebudayaan
Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis) seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh karenanya tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Ada lima faktor yang menjadi penyebab perubahan kebudayaan, yaitu :
a.       Perubahan lingkungan alam
b.      Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok lain
c.       Perubahan karena adanya penemuan (discovery)
d.      Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat
e.       Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru.4)
D.      KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT
Telah kita ketahui bahwa masyarakat dan kebudayaan ibarat dua sisi mata uang, satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Kita akan sulit untuk berbicara tentang masyarakat atau kebudayaan tanpa mengubungkan kedua istilah itu. Dengan kata lain suatu kebudayaan tidak akan hadir
Taylor merumuskan kebudayaan sebagai kompleks yang mengatur pengetahuan kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemanpuan – kemapuan serta kebiasaan – kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain, kebudayaan dapat dipandang oleh manusia sebagai semua cara hidup (way of life) yang dipelajari dan diharapkan, yang sama-sama diikuti oleh para anggota dari suatu kelompok masyarakat tertentu.
a.         Unsur-unsur Kebudayaan Universal
Oleh karena masyarakat dan kebudayaan tidak bisa dipisahkan, maka kebudayan itu bersifat universal. Perbedaan antara tiap-tiap masyarakat hanyalah perwujudannya yang mempunyai ciri-ciri khusus sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Kebudayaan universal menunjukkan bahwa kebudayaan itu dapat dijumpai dimanan-mana, pada masyarakat manapun di dunia ini. Kebudayaan universal merupakan unsur-unsur pokok atau besar dari pada kebudayaan, yang oleh C.Kluckhon dibagi menjadi tujuh unsur, yaitu :
1.        Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat  produksi, transport, dan sebagainya)
2.        Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya)
3.        Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan)
4.        Bahasa (lisan maupun tertulis)
5.        Kesenian (seni rupa, seni gerak)
6.        Sistem pengetahuan
7.        Religi (Sistem kepercayaan). 5)
Ketika merumuskan pembagian unsur-unsur kebudayaan Beals dan Hoijer juga memasukkan agama sebagai bagian dari kebudayaan, seperti tercermin dalam teorinya dibawah ini :
1.      Tekhnologi
2.      Ekonomi
3.      Organisasi sosial
4.      Religie
5.      Kebudayaan lambang/simbolic culture. 6)


b.        Pergeseran kebudayaan : Proses Dinamis
Ungkapan manusia sebagai khalifah memberi arti bahwa manusia merupakan makhluk yang selalu memperbaiki dirinya sendiri lingkungan dimana ia berada. Sebagai makhluk tukang manusia bertindak sebagai pembangun situasi sekeliling dengan memanfaatkan sumber daya alam, peralatan, dan keterampilan yang ada pada dirinya. Hasil yang diperoleh pada suatu masa menjadi barang yang ketinggalan zaman pada sekian tahun mendatang. Bersamaan dengan itu system yang nilai berlaku dalam masyarakat pun bergeser sedikit demi sedikit digantikan oleh sistem nilai baru. Ini berarti, kebudayaan sebagai produk kerja manusia mengalami pergeseran. 7)
c.         Bentuk-Bentuk Kebudayaan
1.    Kebudayaan Materi
Bagian materi dari suatu kebudayaan itu meliputi segala sesuatu yang telah di ciptakan dan digunakan oleh manusia dan mempunyai bentuk yang dapat di lihat  dan di raba. Sebagai contoh rumah, pakaian, mobil, gudang, dll
2.    Kebudayaan Non Materi
Aspek non materi dari kebudayaan itu merangkum semua buah karya manusai yang ia gunakan untuk menjelaskan serta di jadikan pedoman bagi tindakan-tindakannya dan itu tak hanya dapat di temukan di dalam pemikirannya orang-orang
d.        Komponen-Komponen Struktur Dari Kebudayaan
1.    Elemen-Elemen Kebudayaan
Unik terkecil dari kebudayaan yang dapat didentifikasi (di kenali) disebut istilah elemen kebudayaan. Suatu elemen kebudayaan materi boleh jadi lebih mudah dikenali dari pada suatu elemen kebudayaan non materi. Contoh benda-benda seperti bola sepak, pancul, dasi, dll, sedangkan elemen kebudayaan non materi seperti tindakan-tindakan maupun praktek-prakteknya.
2.    Kompleks Kebudayaan
Kompleks kebudayaan ialah yang dipakai untuk menyatakan sesuatu kombinasi dari elemen-elemen yang saling berkaitan yang membentuk persyaratan-persyaratan kebudayaan untuk sesuatu atau aktifitas tertentu.
3.    Pola Kebudayaan
Kompleks-kompleks kebudayaan juga saling berpadu untuk membentuk unit-unit yang lebih luas dari kebudayaan unit-unit terakhir ini disebut dengan pola kebudayaan.
e.         Tipe-Tipe Partisipasi Kebudayaan
1.    Partisipasi menyeluruh (universals ) adalah trait-trai kebudayaan yang di perlukan bagi seluruh anggota dari suatu masyarakat. Contoh bagaimana cara yang semestinya untuk menyapa seorang sahabat perlu memiliki surat nikah atau kewajiban belajar bagi anak-anak dalam usia tertentu. Dapat dilihat bahwa tanpa adanya kemenyuluruhan kebudayaan tertentu, tidak mungkin melaksanakan suatu kehidupan kebangsaan yang teratur dan tertib.
2.    Partisipasi pilihan (alternatives) adalah situasi-situasi dimana individu bisa memilih beberapa kemungkinan tindakan yang sama atau hampir sama baiknya dimata masyarakat yang lebih besar. Contoh seseorang bisa menyapa para kenalannya dengan beberapa cara yaitu dengan berjabat tangan, atau dengan mengeluarkan suatu ucapan yang semuanya itu  dapat di pandang sebagai alternatif pilihan yang sama atau  hampir sama baik yang lebih pantas
3.    Partisipai kekhususan (spesiality) adalah aspek-aspek unik dari kebudayaan yang tidak diikuti oleh khalayak ramai secara umum. Contoh pekerjaan para dokter, anggota dinas rahasia, guru dan sebagainya.
4.    Relativisme kebudayaan ialah standar-standar tingkah laku berhubungan dengan kebudayaaan di mana standar-standar itu berlaku. Dan ini menjelaskan apa sebabnya suatu perbuatan tertentu. Misalnya memakai pakaian tanpa penutup dada dipandang pantas didalam kebudayaan yang satu sebaliknya merupakan perbuatan yang seratus persen amoral dalam kebudayaan yang lain. Sifat relatif dalam kebudayaan itu memberikan suatu penjelasan mengenai tingkah laku juga dari perwujudan-perwujudan dan konsekuensi-konsekuensi tingkah laku sebagai akibat prasyarat-prasyarat yang ditentukan oleh kebudayaan itu :
a.    Fanatisme suku bangsa
b.    Goncangan kebudayaan, dan
c.    Konflik kebudayaan
f.        Keadaan Penduduk Indonesia Dewasa Indonesia Ini
Perlu diketahui bahwa pada tahun 1966, para pemimpin negara-negara anggota PBB termasuk Indonesia, menandatangani suatu pernyataan yang kemudian disampaikan kepada sekretaris jenderal PBB, waktu itu UThant pada tanggal 10 Desember 1966, yang berbunyi “Pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat sangat merintangi perbandingan taraf hidup, kemajuan pendidikan, peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, peningkatan kebudayaan, kesehatan berekreasi dan untuk banyak negara merintangan pemberian pangan yang cukup kepada rakyat.
Ringkasnya cita-cita umat manusia seluruh dunia memperoleh kehidupan yang lebih baik diganggu dan dibahayakan oleh pertumbuhan penduduk yang tak di kendalikan itu. Kami para pemimpin negara-negara yang sangat memperhatikan masalah-masalah kependudukan perlu menjadi unsur utama dalam rencana pembangunan jangka panjang bila negara-negara itu ingin mencapai tujuan ekonomi sebagai cita-cita oleh rakyat.
Sebagian besar dari pada orang tua ingin memperoleh pengetahuan tentang cara-cara merencanakan keluarga dan adalah menjadi hak tiap-tiap manusia untuk menentukan jumlah dan menjarankan kelahiran anaknya.
Perdamaian yang sesungguhnya dan kekal bergantung pada cara kita menanggulangi pertumbuhan penduduk. Tujuan KB adalah memperkaya kehidupan umat manusia, bukan untuk mengekannya, bahwa dalam KB tiap-tiap orang akan memperoleh yang lebih baik  untuk mencapai kemulian hidup dan mengembangkan bakat-bakatnya
Sadar bahwa gerakan KB adalah untuk kepentingan keluarga dan negara, maka kami para penanda tangan sangat berharap pemimpin-pemimpin seluruh dunia dan bersama-sama kami menanggulangi tantangan besar ini demi kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh umat manusia
g.         Tujuan Pendidikan Kependudukan
Lembaga Pengembangan Guru dengan Tenaga Teknis, Badan Pengembangan Pendidikan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan RI dalam sarannya mengemukakan tujuan umum pendidikan kependudukan yaitu :
1.    Agar anak didik memiliki pengertian dan kesadaran mengenai faktor- faktor yang menyebabkan perkembangan penduduk yang cepat serta interaksi yang erat antara perkembangan penduduk dengan program pembangunan untuk menaikkan tingkat hidup rakyat.
2.    Agar anak didik memiliki pengertian dan kesadaran akan sebab akibat dan besar kecilnya keluarga terhadap situasi kehidupan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.
3.    Agar anak didik memiliki sikap yang rasional dan bertanggung jawab dalam lingkungan kehidupan bangsa ( negara dan dunia )
4.    Agar anak didik memiliki sikap rasional yang bertanggung jawab dalam lingkungan kehidupan keluarga dan masyarakat. 8)
h.        Pengertian masyarakat dan ciri-cirinya
Dalam kehidupan sehari-hari istilah atau kata masyarakat sering muncul seperti dalam contoh berikut ini :
1.             Masyarakat sudah banyak berkorban untuk kepentingan PEMILU, sementara para anggota DPR malah bertengkar memperebutkan kedudukan.
2.             Rakyat sudah banyak berkorban untuk kepentingan PEMILU, sementara para anggota DPR malah memperebutkan kedudukan.
Dalam konteks keseharian, seringkali terjadi kesalah pemahaman antara society dan community. Dua istilah (konsep) tersebut sering di tafsirkan secara sama, padahal sangat berbeda artinya society atau masyarakat berbeda dengan komunitas (community) atau masyarakat setempat.
Terdapat perbedaan mendasar antara kedua konsep tersebut. Beberapa definisi tersebut bisa dilihat dibawah ini.
ü Menurut Krech ciri atau unsur masyarakat, sebagai berikut :
1.   Kumpulan orang
2.   Sudah terbentuk dengan lama
3.   Sudah memiliki unsur social atau struktur social tersendiri.
4.   Memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama.
ü Menurut Krech, Crutchfield, dan Baltachey (1975 : 308) ciri atau untuk masyarakat sebagai berikut :
1.   Kolektivitas interaksi manusia yang terorganisasi.
2.   Kegiatanya terarah pada sejumlah tujuan yang sama.
3.   Memiliki kecenderungan untuk memiliki keyakinan sikap dan bentuk tindakan yang sama.
ü Menurut Fairchild, et al (1980 : 300) definisi masyarakat adalah sebagai berikut :
1.   Kelompok manusia
2.   Adanya keterpaduan atau kesatuan diri berlandaskan kepentingan utama
3.   Adanya pertahanan dan kekekalan diri.
4.   Adanya kesinambungan.
5.   Adanya hubungan yang pelik diantara anggotanya
ü Unsur atau ciri masyarakat menurut konsep Horton dan Hunt adalah:
1.   Kelompok manusia
2.   Sedikit banyak memiliki kebebasan dan bersifat kekal
3.   Menempati suatu kawasan
4.   Memiliki kebudayaan
5.   Memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan
ü Dari sekian banyak unsur masyarakat yang dikemukakan para ahli diatas dapat kita simpulkan sebagai berikut :
1.   Kumpulan orang
2.   Sudah terbentuk dengan lama
3.   Sudah memiliki sistem dan struktur sosial yang tersendiri
4.   Memiliki kepercayaan (nilai), sikap dan perilaku yang dimiliki bersama
5.   Adanya kesinambungan dan pertahanan diri
6.   Memiliki kebudayaan
i.        Pengertian masyarakat setempat  (community) atau komunitas dan ciri-cirinya.
Masyarakat setempat (community) adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial yang tertentu. Dasar-dasar dari masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan masyarakat setempat.
Jadi unsur pertama dari komunitas ialah adanya wilayah atau lokalitas. Suatu komunitas pasti mempunyai lokalitas atau tempat tinggal tertentu. Meskipun suatu kelompok manusia mereka adalah pengembara, tetapi pada suatu tertentu mereka menempati wilayah tertentu.
Unsur kedua dari komunitas adalah perasaan saling ketergantungan atau saling membutuhkan. Perasaan anggota masyarakat setempat dengan anggota lainnya didasari adanya persamaan tempat tinggal.
Perasaan bersama antara anggota masyarakat setempat tersebut diatas disebut community sentiment. Setiap community sentiment memilki unsur :
1.    Seperasaan
2.    Sepenanggungan
3.    Saling memerlukan



j.        Masyarakat Desa Dan Kota
Kita sering mendengar jenis-jenis masyarakat, seperti masyarakat desa dan masyarakat kota. Desa dan kota memiliki perbedaan baik secara fisik maupun secara sosial.
Sebuah desa sering kali ditandai dengan kehidupan yang tenang, jauh dari hikuk pikuk keramaian, penduduknya ramah-tamah, saling mengenal satu sama lain, mata pencaharian penduduknya kebanyakan sebagai petani, atau nelayan.
Orang di desa mempunyai hubungan yang lebih erat dan mendalam antara sesama warganya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok, atas dasar kekeluargaan penduduk masyarakat desa pada umumnya hidup dari pertanian atau nelayan meskipun pekerjaan yang lain pun ada seperti tukang kayu atau tukang batu.
Desa mengalami perubahan, sehingga unsur-unsur kota masuk di dalamnya. Begitu pula kota. Meskipun disebut sebuah kota ciri-ciri atau kebiasaan desa masih ada yang melekat di dalamnya.
Sebuah kota sering kali ditandai dengan kehidupan yang ramai, wilayahnya yang luas, banyak penduduknya, hubungannya yang tidak erat satu sama lain dan mata pencaharian penduduknya bermacam-macam.
Menurut Soerjono Soekamto, masyarakat kota dan desa memiliki perhatian yang berbeda, khususnya perhatian terhadap keperluan hidup. Di desa yang diutamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok fungsi-fungsi yang lainnya diabaikan, lain dengan pandangan orang kota mereka melihat selain kebutuhan pokok, pandangan masyarakat sekitarnya sangat mereka perhatikan.
Ferdinand Tonnies mengemukakan pembagian masyarakat dengan sebutan masyarakat Gemainchaft dan Geselschaft. Masyarakat Gemainchaft atau disebut juga penguyuban adalah kelompok masyarakat dimana anggotanya sangat terikat secara emosional dengan yang lainnya sedangkan masyarakat Geselschaft atau patembeyan ikatan-ikatan diantara anggotanya kurang kuat dan bersifat rasional. Penguyuban cenderung sebagai refleksi masyarakat desa sedangkan patembeyan refleksi masyarakat kota. 9)





                                                                                                           



BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan adalah tiga hal aspek kehidupan yang saling berkaitan. Di mana penduduk adalah perkumpulan antar individu-individu yang menempati wilayah tertentu. Dari penduduk tersebut terbentuklah kelompok masyarakat yang mempunyai tujuan dan aturan yang sama. Begitu pula kebudayaan terlahir dari adanya masyarakat.
Semakin bertambahnya jumlah penduduk dari waktu kewaktu berakibat kepadatan penduduk pada suatu daerah. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah telah membuat aturan-aturan yang dapat membantu dalam menyelesaikan masalah tersebut. Contohnya pada negara Indonesia terbentuklah program KB (keluarga Berencana) di mana warga negara di anjurkan memiliki dua anak saja.
Masyarakat merupakan sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan budaya. Budaya merupakan warisan yang di wariskan ke generasi-generasi berikutnya berupa cara hidup yang berkembang yang dimiliki bersama oleh sebuah kelompok.

B.       Saran – saran
Adapun saran-saran yang kami sampaikan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.         Untuk menghindari masalah kepadatan penduduk pemerintah harus lebih disiplin lagi dalam mengkaji peraturan-peraturan yang telah di tetapkan dan sebagai warga negara juga perlu menyadari dan menjalankan akan pentingnya aturan tersebut.
2.         Kebudayaan yang telah diwariskan oleh zaman terdahulu wajib kita jaga dan lestarikan. Selain berfungsi untuk keistimewaan dan keunikan negara juga akan berfungsi untuk generasi-generasi berikutnya seperti anak dan cucu kita nanti.





DAFTAR PUSTAKA
-            Drs. H. M. Arifin Noor, 1999, Ilmu Sosial Dasar, Bandung, CV. Pustaka Setia
-            Dr. Elly M. Setiadi, M.Si., et all., 2006, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Bandung, Kencana Predana Media Group.
-            Dr. Elly M. Setiadi, M.Si., et all., 2009, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta, Kencana Predana Media Group.
-            Pradigma Kebudayaan Islam titian Ilahi Perss