Senin, 23 Februari 2015

STRATEGI PEMBELAJARAN



I.            PENGERTIAN STRATEGI, METODE, DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN.
Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.[1]
            Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu , sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
            Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.istilah ini merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
            Teknik adalah cara yang dilakukam agar metode ceramah yang dilakukan dalam rangka implementasi suatu metode.
            Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.
II.            PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN.
1.      Berorientasi pada tujuan pembelajaran
2.      Aktivitas , baik aktivitas fisik maupun mental
3.      Individualis  ,pengembangan setiap individu siswa menjadi otoritas utama
4.      Integritas , terintegrasi dengan pemenuhan berbagai aspek[2]

III.            KONSEP PEMBELAJARAN : HAKIKAT DAN TUJUAN BELAJAR , TINGKAT DAN JENIS KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN BELAJAR- BELAJAR.

IV.            TEORI-TEORI BELAJAR DAN FUNGSINYA DALAM PEMBELAJARAN.
Teori belajar ada 4
1.      Teori Belajar Behaviorisme (Tingkah Laku)
Belajar :  Perubahan tingkah laku
PBM    :  Stimulus => Proses => Respon
              Saat menuju respon di beri banyak penguatan agar tidak terjadi salah tafsir .
Namun dalam teori ini, Proses belajar yang kompleks tidak terjelaskan dan Asumsi “stimulus-respon” terlalu sederhana .
Contoh Aplikasi :
1.         Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2.         Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk mengidentifikasi “entry behavior” mahasiswa (pengetahuan awal mahasiswa)
3.         Menentukan materi pelajaran (pokok bahasan, topik dan sebagainya)
4.         Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil (sub pokok bahasan, sub topik, dsb)
5.         Menyajikan materi pelajaran
6.         Memberikan stimulus yang mungkin berupa:
r    pertanyaan
r    tes
r    latihan 2334
r    tugas-tugas
7.         Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan
8.         Memberikan penguatan/reinforcement (mungkin penguatan positif ataupun penguatan negatif)
9.         Memberikan stimulus baru
10.       Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan (mengevaluasi hasil belajar)
11.       Memberikan penguatan
12.       dan seterusnya
2.      Teori Kognitivisme
Belajar : Perubahan pemahaman/persepsi
PBM    : mengaitkan antara satu pemahaman menuju pemahan baru yang merupakan satu kesimpulan dari perkembangan pemahaman.
Contoh Aplikasi :
1.         Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2.         Mengukur kesiapan mahasiswa (minat, kemampuan, struktur kognitif), baik melalui tes awal, interview, review, pertanyaan, dan lain-lain
3.         Memilih materi pelajaran dan mengaturnya dalam bentuk penyajian konsep-konsep kunci
4.         Mengidentifikasi prinsip-prinsip yang harus dikuasai mahasiswa dari materi tersebut
5.         Menyajikan suatu pandangan secara menyeluruh tentang apa yang harus dipelajari
6.         Membuat dan menggunakan “advance organizer”, paling tidak dengan cara membuat rangkuman terhadap materi yang baru saja diberikan, dilengkapi dengan uraian singkat yang menunjukkan relevansi (keterkaitan) materi yang sudah diberikan itu dengan materi baru yang akan diberikan.
7.         Mengajar mahasiswa memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang sudah ditentukan, dengan memberi fokus pada hubungan yang terjalin antara konsep-konsep yang ada
8.         Mengevaluasi proses dan hasil belajar
3.      Teori Humanistik
Belajar : Memanusiakan manusia
PBM    : Pengalaman => Ilmu Pengetahuan
Lebih dekat pada filsafat dari pada pendidikan, dan lebih menekankan descriptive dari pada prescriptive karena substansi teori merupakan permasalahan filsafat.
Contoh Aplikasi :
1.         Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2.         Menentukan materi pelajaran
3.         Mengidentifikasi “entry behavior” mahasiswa
4.         Mengidentifikasi topik-topik yang memungkinkan mahasiswa mempelajarinya secara aktif (mengalami)
5.         Mendesain wahana (lingkungan, media, fasilitas, dsb) yang akan digunakan mahasiswa untuk belajar
6.         Membimbing mahasiswa belajar secara aktif
7.         Membimbing mahasiswa memahami hakikat makna dari pengalaman belajar mereka
8.         Membimbing mahasiswa membuat konseptualisasi pengalaman tersebut
9.         Membimbing mahasiswa sampai mereka mampu mengaplikasikan konsep-konsep baru ke situasi yang baru
10.       Mengevaluasi proses dan hasil belajar-mengajar
4.      Teori Sibernetik
Belajar :Pengolahan Informasi
PBM    : Sistem Informasi terbagi 2 :
·         Convergen       : Heuristik : Bersatu
·         Divergen         : Algoritmik : Terpecah, berlainan.
Lebih memperhatikan sistem informasi dari pada materi
Contoh Aplikasi :
1.         Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2.         Menentukan materi pelajaran
3.         Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi tersebut
4.         Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya
5.         Menyajikan materi dan membimbing mahasiswa belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan materi pelajaran

V.            STRUKTUR FITRAH MANUSIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN.

A.     Pengertian Fitrah Manusia
فِطْرَة artinya Perangai, Tabi’i, Kejadian asli , Agama ciptaan [3]. “Dengan demikian, secara sederhana, fitrah manusia berarti kejadiannya sejak semula, atau bawaannya sejak lahir”. [4]  Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa fitrah manusia merupakan semua bentuk potensi yang telah dianugerahkan oleh Allah kepada manusia semenjak proses penciptaannya di alam rahim guna kelangsungan hidupnya di atas dunia serta menjalankan tugas dan fungsinya sebagai makhluk terbaik yang diciptakan oleh Allah swt. 
B.     Struktur Fitrah Manusia
 Dalam bukunya berjudul Persfektif Islam tentang Strategi Pembelajaran  Prof.Dr.H.Abuddin Nata,M.A berpendapat ,bahwa struktur fitrah manusia paling kurang mencakup 5 yaitu:
1.      Fitrah beragama yang bertumpu pada keimanan sebagai intinya, fitrah mengandung kemampuan asli untuk beragama Islam , karena islam adalah agama fitrah.
2.      Fitrah dalam bentuk bakat dan kecenderungan yang mengacu kepada keimanan kepada Allah. Dalam hal ini fitrah menjadi daya penggerak utama dalam diri seorang mukmin untuk mencari kebenaran hakiki dari Allah.
3.      Fitrah berupa naluri dan kewahyuan. Kemampuan menerima sifat-sifat Tuhan dan mengembangkannya dalam pola pikir dan tingkah laku kehidupan sehari-hari adalah merupakan potensi dasar (fitrah) manusia yang terbawa sejak lahir. Pengertian fitrah ini adalah sama dengan beragama  wahyu yaitu agama Islam.
4.      Kemampuan dasar untuk beragama secara umum, tidak pada agama islam saja, tetapi juga pada agama lainnya.
5.      Memiliki (1) bakat dan kecerdasan;  kemampuan bawaan yang mengacu kepada perkembangan kemampuan akademis (ilmiah) dan keahlian (profesional) dalam berbagai kehidupan. (2) Insting(naluri) ; kemampuan berbuat atau bertingkah laku dengan tanpa melalui proses belajar terlebih dahulu.
Berbagai kecakapan diatas dapat dibina dan dikembangkan menjadi lebih baik lagi melalui pendidikan dan pengajaran , Inilah hubungan fungsional antara fitrah dan kegiatan pembelajaran [5].
C.     Hubungan  Struktur Fitrah Manusia dengan Kegiatan  Belajar Mengajar.
Kegiatan belajar mengajar merupakan upaya memengaruhi jiwa anak didik agar mereka mau melakukan berbagai kegiatan belajar, seperti membaca , memahami, menganalisasi, membandingkan, menyimpulkan dan sebagainya dengan motivasi yang tinggi , dan dalam suasana yang menyenangkan, menggairahkan dan menggembirakan. Dalam melakukan kegiatan belajar tersebut , para peserta didik menggunakan segenap potensi fitrah yang dimilikinya, seperti kecenderungannya yang serba ingin tahu (curiousty), panca indra yang dimilikinya, bakat, minat, kemampuan kognitif,afektif, dan psikomotorik. Berbagai potensi fitrah tersebut harus dirawat , di pelajari, dipupuk, dan dibina agar dapat berfungsi dengan baik dalam melakukan kegiatan belajar- mengajar[6].
“Faktor kemampuan pelajar besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai”[7] . Maka menjadi sebuah kewajiban memberikan pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan bakat, minat, kecenderungan, kecerdasan, dan latar belakang fitrah peserta didik itu  .

VI.            STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI (SPE)

VII.            STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI (SPI)  
A.      Konsep Dasar SPI
Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristik, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.  

B.       Pengembangan Pola Pikir (Kognitif)
Akal adalah karunia Allah SWT yang besar bagi manusia.  Pembinaan pola pikir atau kognitif yakni  pembinaan kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam.   Tujuan- tujuan pembelajaran kerap mengandung sasaran supaya siswa belajar berpikir (how to think). Sasaran ini secara teoritis dapat dibenarkan, tapi persoalannya terletak pada bagaimana cara mengelola pengajaran ke arah itu (teaching students how to think).[8]
C.      Prinsip-prinsip Penggunaan SPI

1.      Berorientasi Pada Pengembangan Intelektual
2.      Prinsip Interaksi
3.      Prinsip Bertanya
4.      Prinsip Belajar untuk Berpikir
5.      Prinsip Keterbukaan

D.     Langkah Pelaksanaan SPI
            Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan SPI dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Orientasi
2.      Merumuskan Masalah
3.      Merumuskan  Hipotesis
4.      Mengumpulkan Data
5.      Menguji Hipotesis
6.      Merumuskan Kesimpulan

E.      Kesulitan-kesulitan Implementasi SPI

1.      Guru banyak yang merasah keberatan untuk mengubah pola mengajarnya.  
2.      Sejak lama tertanam dalam budaya belajar siswa bahwa belajar pada dasarnya adalah menerima materi pelajaran dari guru, dengan demikian  mereka akan mengalami kesulitan untuk menjawab setiap pertanyaan, walaupun pertanyaan itu sangat sederhana.  
3.      berhubungan dengan sistem pendidikan kita yang dianggap tidak konsisten.

VIII.            STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (SPMB)
IX.            STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF  (SPK)
Kooperatif asal katanya adalah Cooperative (Inggris) artinya Bekerjasama[9].
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil,yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik ,jenis kelamin,ras ,atau suku yang berbeda (heterogen).sistem penilaian di lakukan terhadap kelompok.Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan(reward),jika kelompok mampu menunujukan prestasi yang di persyaratkan [10].    .

1.      Karakteristik SPK
  Adapun karakteristik strategi pembelajaran kooperatif ada 4 menurut Prof.DR.H.Wina Sanjaya (2014: 244-246) dalam bukunya Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan yaitu:
1)      Pembelajaran Secara Tim
2)      Didasarkan Pada Manajemen kooperatif
3)      Kemauan untuk Bekerja Sama
4)      Keterampilan Bekerja Sama

2.      Keunggulan dan Kelemahan SPK
Dari penjelasan diatas dapat kita ambil kesimpulan keunggulan dan kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif, sebagai berikut :
1)      Keunggulan SPK                
ü  Melalui SPK siswa tidak perlu terlalu menggantungkan pada guru,akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,menemukan informasi dari berbagai sumber,dan belajar dari siswa yang lain.
ü  SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara variabel dan membandingkanya dengan ide-ide orang lain
ü  SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata(rill).
2)      Kelemahan SPK
ü  Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu.Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning.
ü  Penilaian yang di berikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok.Namun demikian ,guru menyadari ,bahwa sebenarnya hasil atau prestasi  yang di harapkan adalah prestasi  setiap individu siswa.
ü  Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang,Dan,hal ini tidak mungkin dapat tercapai  hanya dengan satu kali atau sekali-kali penerapan strategi ini.
A.    Langkah-Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Kooperatif
“Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”[11]. Beberapa model pembelajaran kooperatif :
1.      Model STAD (Student Teams Achivement Division)
Dikembangkan oleh Robert Slavin dari Univ.John Hopkin USA, secara umum sebagai berikut pelaksanaannya di kelas :
a.       Membagi Tim yang bersifat heterogen
b.      Tiap kelompok diberi bahan ajar dan tugas kelompok
c.       Setiap kelompok mempelajari bahan ajar dan menyelesaikan tugas dengan diskusi, selama proses ini guru hanya berperan sebagai motivator
d.      Tiap pekan guru melakukan evaluasi terhadap kemajuan perkembangan siswa.
e.       Memberi penghargaan pada kelompok dengan hasil belajar yang sempurna.
2.      Model Jigsaw
Dikembangkan oleh Elliot Aronson dari Univ.Texas USA.
a.       Membagi tim belajar yang bersifat heterogen (kelompok asal)
b.      Setiap anggota mempelajari submateri ajar, dan mengerjakan tugas individu.
c.       Setiap ketua kelompok asal membagi tugas kepada masing-masing anggota  untuk menjadi ahli dalam satu submateri pelajaran. Kemudian ahli submateri yang sama dari kelompok lain bergabung membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli.Dan mendiskusikan tugas atas masalah-masalah yang jadi tanggung jawabnya.
d.      Anggota kelompok ahli yang sudah “Mahir” di pecah kembali kedalam kelompok asal dan melakukan berbagi informasi pada anggota kelompok asal yang lain
e.       Guru membimbing diskusi kelas dan memberi perbaikan pada pemahaman siswa yang masih salah, dan kemudian member tugas individu.
f.       Memberi Reward/hadiah pada kelompok yang bekerja dengan sempurna.
3.      Model GI (Group Investigation)
Dalam hal ini baik dalam penentuan topic maupun cara mempelajari melalui investigasi , ditentukan oleh siswa ada 6 tahap yang dilewati sebagai berikut:
a.       Identifikasi Topik
b.      Perencanaan tugas belajar ; tugas pembelajaran dibagi-bagi untuk setiap anggota dengan topic yang ditetapkan.
c.       Melakukan kegiatan penelitian ; Masing-masing anggota melakukan diskusi dan penelitian sesuai dengan topic yang dibahas.
d.      Penulisan laporan akhir
e.       Presentasi penelitian
f.       Evaluasi ;  

X.            Strategi pembelajaran Afektif (SPA)
XI.            Keberhasilan pembelajaran : pengertian dan faktor yang memengaruhinya.
      a)      Evaluasi Formatif
Evaluasi Formatif yaitu evaluasi yang dilakukan sesudah diselesaikan satu pokok bahasan. Dengan demikian evaluasi hasil belajar jangkan pendek. Dalam pelaksanaannya di sekolah evaluasi formatif ini merupakan ulangan harian.
      b)      Evaluasi Sumative
Evaluasi Sumative yaitu evaluasi yang dilakukan sesudah diselesaikan beberapa pokok bahasan. Dalam pelaksanaannya di sekolah, kalau evaluasi formatif dapat disamakan dengan ulangan harian, maka evaluasi sumative dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada tiap akhir catur wulan atau akhir semester.
      c)      Evaluasi Placement
Jika cukup banyak calon siswa yang diterima di suatu sekolah sehingga diperlukan lebih dari satu kelas, maka untuk pembagian diperlukan pertimbangan khusus. Apakah anak yang baik akan disatukan di satu kelas ataukah semua kelas akan diisi dengan campuran anak baik, sedang dan kurang, maka deperlukan adanya informasi. Informasi yang demikian dapat diperoleh dengan cara evaluasi placement. Tes ini dilaksanakan pada awal tahun pelajaran untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
      d)     Evaluasi Diagnostic
Evaluasi Diagnostic ialah suatu evaluasi yang berfungsi untuk mengenal latar belakang kehidupan (psikologi, phisik dan milliau) murid yang mengalami kesulitan belajar yang hasilnya dapat digunakann sebagai dasar dalam memcahkan kesulitan-kesulitan tersebut.
Pada pelaksanaan “evaluasi hasil belajar” pengajaran agama, akan diperkenalkan dengan tiga bentuk evaluasi, yaitu:
      a.  Tes tertulis
Ialah tes, ujian atau ulangan, yang dialami oleh sejumlah siswa  secara serempak dan harus menjawab sejumlah pertanyaan atau soal secara tertulis dalam waktu yang sudah ditentukan.
Terdapat dua jenis tes tertulis, yaitu tes esai dan Obyektive tes.
      b. Tes Lisan 
      c. Observasi
Ialah metode/cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secar sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat/ mengamati siswa atau sekelompok siswa secara langsung.  Observasi digunakan sebagai alat evaluasi untuk menilai kegiatan-kegiatan belajar yang bersifat keterampilan atau aspek Psikomotor.


XII.            Teknik mendapatkan umpan balik dalam pembelajaran.
XIII.            Pengelolaan kelas : Pengertain dan tujuan , pendekatan dan prinsip pengelolaan kelas.



[1] Wina sanjaya , 2014, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta : KENCANA) H.126
[2] Lihat Ibid. h, 131-135
[3] Prof.DR.H.Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta : PT Mahmud Yunus Wa Dzurriyah , 2010),h .319.
[4] Prof.Dr.H.Abuddin Nata,  Persfektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Cet. III ; Jakarta : Penerbit Kencana Prenada Media Group, 2014), h.73.
[5] Ibid .,h.77-80.
[6]  Ibid.,h. 80
[7]  Departemen Agama RI, Metodologi Pendidikan Agama Islam,(Departemen Agama RI:Jakarta , 2002), h.64
[8] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2012, hal. 72,74
[9]  Kamus Bahasa Inggris Mobile .PocketDict 1.0 Copyright  2005 TJ Mobile All rights reserved.
[10] Prof.DR.H.Wina Sanjaya, M.Pd, OP.Cit ,h.242
[11] Agus Suprijono,Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. (Pustaka Pelajar: Yogyakarta , 2010),.h.54