Makalah
MEMPELAJARI
DAN MENYADARI
ADANYA
BERBAGAI MASALAH KEPENDUDUKAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT
DAN KEBUDAYAAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK I
AMIRAH
MISNAWATI. U
NIRWANA
RAHMAWATI
SUKARDIN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
(STAI) AS’ADIYAH SENGKANG
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
KATA PENGANTAR
Segala puji
kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan nikmat dan karuniaNya kepada kami
sehingga bisa menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Makalah yang kami tulis berjudul ”mempelajari dan menyadari adanya berbagai
masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan
kebudayaan”.
Makalah ini berisikan pembahasan tentang Penduduk,
Masyarakat, dan Kebudayaan. Dan makalah ini pun lebih membahas permasalahan tersebut
yang ada dimasyarakat sekitar, dan penulisan makalah ini mengutip dari refrensi
agar makalah ini jadi mudah dipahami.
Kami harapkan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua sebagai pembelajaran tentang Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan. Kami
sadar makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari para pembaca yang sifatnya membangun akan selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Cukup sekian dari kami dan terima kasih kepada
semua pihak yang membantu pengerjaan makalah ini semoga Allah SWT memberi
rahmat kepada kita semua, Aamiin.
Sengkang, 25 Januari 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................... i
Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ......................................................................................
B. Tujuan .....................................................................................................
C. Metode Penulisan....................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
A. Masalah Penduduk .................................................................................
B. Hakikat Masyarakat Sebagai Wadah Pergaulan
Hidup .........................
C. Masalah Kebudayaan .............................................................................
D. Kebudayaan dan Masyarakat..................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran-saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di
era dewasa ini kemajuan tekhnologi dan informasi sangat mempengaruhi pada
kehidupan sosial Masyarakat. Dampak tersebut mempengaruhi pada hal Penduduk,
Masyarakat dan Kebudayaan. Dari waktu kewaktu kurva jumlah pendudukpun semakin
tinggi. Sehingga mengakibatkan kepadatan penduduk. Selain itu, akibat dari
kecanggihan zaman teknologi saat ini membuat perlahan-lahan budaya tradisional
di tinggalkan. Bila tidak di lestarikan, kemungkinan budaya dari nenek moyang
pun akan punah dan tidak dapat di wariskan pada generasi-generasi berikutnya.
B.
Tujuan
Tujuan
makalah ini ditulis adalah sebagai tugas dosen dengan mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
C.
Metode Penulisan
Dalam
penyusunan makalah ini, kami memerlukan langkah - langkah sebagai berikut :
1.
Pengumpulan data
a.
Melakukan pencarian buku di perpustakaan
b.
Merumuskan dan mencari data tentang isi makalah
2.
Menyusun kata demi kata yang diperoleh,
sehingga bisa tersusun secara cermat berdasarkan konsep penulisan karya ilmiah
untuk dikembangkan dalam isi makalah ini.
3.
Melakukan diskusi kepada teman – teman sekelompok untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MASALAH PENDUDUK
a.
Pengertian Penduduk
Dalam arti luas,
penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang mendiami atau
menduduki tempat tertentu misalnya pohon bakau yang terdapat pada hutan bakau,
atau kera yang menempati
hutan tertentu. Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada benda-benda sejenis
yang terdapat pada suatu tempat, misalnya kursi dalam suatu gedung sekolah.
Dalam kaitannya dengan manusia, maka pengertian penduduk adalah manusia yang
mendiami dunia atau bagian-bagiannya (Ruslan H. prawiro, 1981 : 3).
Pengertian
penduduk yang ruang lingkupnya lebih sempit adalah sekumpulan manusia yang
duduk atau menempati pada wilayah tertentu.
Sejarah
perkembangan kebudayaan manusia selalu ditandai dengan munculnya letupan-letupan
yang menjadi ciri khas sekaligus yang membedakan satu sama dengan masa
berikutnya. Titik pangkal letupan itu lahir dari desakan keinginan dan
kebutuhan manusia, yang makin lama bertambah besar, sampai pada saat yang
ditentukan ia dihadapkan pada pencairan alternatif jawaban dari pertanyaan
klasik yang dilemparkan oleh dirinya sendiri : bagaimana menghidupi populasi
dirinya yang terus menerus membengkak.
b.
Pertumbuhan Penduduk
Sejak kapan
manusia hidup tidak dapat diketahui dengan pasti. Menjelang awal tahun Masehi
jumlah penduduk dunia + 250 juta jiwa, dan pada jaman modern (renaissance) sampai kira-kira tahun 1650
penduduk dunia mencapai jumlah 545 juta.
Sejak awal abad
ke – 18 penduduk dunia berjumlah 625 juta jiwa dan awal abad 20 mencapia 1.608
juta jiwa, tahun 1970 melebihi 3,5 milyard dan pada pertengahan tahun 1979
berjumlah 4.321 juta jiwa.
c.
Penduduk Indonesia, Sebuah Kasus
Problem
kependudukan juga menghantui Indonesia sebagai salah satu negara dunia ketiga
yang sedang giat-giatnya membangun. Bila dilihat penyebabnya maka beberapa
faktor yang mendorong terjadinya problem kependudukan tersebut baik secara
kuantitatif maupun kualitatif, antara lain :
1.
Kemajuan dalam bidang IPTEK serta peradaban manusia terutama di bidang
teknologi baru, pelayanan kesehatan, pendidikan, komunikasi, dll
2.
Dorongan atau hasrat naluri manusia yang selalu memperoleh kondisi yang
lebih baik dari sebelumnya di dalam kehidupannya baik material maupun
intelektual.
3.
Keterbatasan kemanpuan dukungan alam dan sumber alam serta dukungan lainnya
yang diperlukan.
B.
HAKIKAT MASYARAKAT SEBAGAI WADAH PERGAULAN HIDUP
Telah
kami maklumi bahwa penduduk adalah sekumpulan manusia yang duduk atau menempati pada
wilayah tertentu. Sedangkan masyarakat merupakan kumpulan dari penduduk. Dalam
hidup bermasyarakat, satu sama lain saling membutuhkan. Manusia sebagai anggota
masyarakat mempunyai berbagai aktivitas dan berinteraksi satu dengan yang lain
serta masing-masing memenuhi kebutuhan hidupnya.
Suatu wilayah atau daerah yang penduduknya
terus bertambah akhirnya jumlah tenaga bertambah. Dengan luas tanah yang
terbatas (tidak dapat bertambah), maka pertambahan produksi bahan makan tidak
dapat mengimbangi tambahnya jumlah tenaga kerja yang terus bertambah. Kondisi
yang demikian dinamakan terdapatnya tekanan penduduk di daerah tersebut.
Kita kenal
adanya dua jenis tekanan penduduk :
a)
Tekanan
penduduk yang absolut (mutlak) yang
digambarkan sebagai kesukaran mendapatkan suatu keperluan akan pangan, sandang
papan bagi kehidupan manusia.
b)
Tekanan
penduduk yang relatif (nisbi) dapat
dinyatakan sebagai suatu tingkat tekanan yang dirasa orang setelah kekurangan
dalam memenuhi syarat kehidupannya, dan membandingkan apa yang telah dinikmati
oleh orang lain atau golongan lain. 1)
C.
MASALAH KEBUDAYAAN
1. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan
berasal dari kata Sansekerta buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi akal.
Dengan demikian
kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi
atau akal.
Disamping kebudayaan ada kata kultur
yang berasal dari bahasa Inggris cultur, dalam bahasa Belanda cultuur,
dalam bahasa latin berasal dari kata colera. 2)
Colera yang diartikan sebagai
segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam. E.B. Taylor memberikan definisih
mengenai kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, keilmuan sosial,
hukum, adat istiadat, dan
kemanpuan-kemanpuan lain serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat. 3)
2.
Perwujudan Kebudayaan
Al-Kroeber
(Antropolok) menganjurkan unutk membedakan wujud
kebudayaan secara tajam sebagai suatu sistem. Bahwa kebudayaan dibagi atau
digolongkan dalam 3 wujud yaitu :
1)
Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma dan peraturan.
Wujud
tersebut menunjukkan wujud ide dari kebudayaan sifatnya abstrak, tak dapat
diraba dipegang ataupun difoto. Kesimpulannya budaya ideal ini adalah merupakan
perwujudan dan kebudayaan yang bersifat abstrak.
2)
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas serta
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
Wujud
tersebut dinamakan sistem sosial karena menyangkut tindakan dan kelakuan
berpola dari manusia itu sendiri. Lebih jelasnya tampak dalam bentuknya perilaku
dan bahasa pada saat mereka berinteraksi dalam pergaulan hidup sehari-hari
dimasyarakat. Kesimpulannya, sistem sosial ini merupakan perwujudan kebudayaan
yang bersifat konkret dalam bentuk perilaku dan bahasa.
3)
Wujud kebudayaan sebagai benda - benda hasil karya
manusia.
Wujud
terakhir ini disebut pula kebudayaan fisik dimana wujud budaya ini hampir
seluruhnya merupakan hasil fisik (aktifitas perbuatan, karya semua manusia
dalam manusia), sifatnya paling konkret dan berupa benda-benda atau yang dapat diraba.
Kesimpulannya, kebudayaan fisik ini merupakan perwujudan kebudayaan yang
bersifat konkret, dalam bentuk materi atau artefak.
3.
Subtansi (ISI) Utama Budaya
Subtansi (ISI) utama kebudayaan merupakan wujud
abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan didalam
masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk
atau berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi,
dan etos kebudayaan.
a)
Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki
manusia sebagai makhluk sosial merupakan suatu okumulasi dari perjalanan
hidupnya dalam hal berusaha memahami.
b)
Nilai
Nilai adalah suatu yang baik yang selalu
diinginkan, dicita-citakan dan diangkap penting oleh seluruh manusia sebagai
anggota masyarakat. Karena itu, sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila
berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai
moral atau etis), relegius (nilai agama).
c)
Pandangan Hidup
Pandangan Hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa
atau masyarakat dalam menjawab atau mengatasi masalah yang dihadapinya.
d)
Kepercayaan
Kepercayaan yang mengandung arti yang lebih luas dari
pada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME.
e)
Persepsi
Persepsi atau sudut pandang ialah suatu titik tolak
pemikiran yang tersusun dari seperangkat dari kata-kata yang digunakan untuk
memahami kejadian atau gejala kehidupan.
f)
Etos Kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan (dalam antropolog)
berasal dari bahasa Inggris berarti watak kas. Etos sering tampak pada gaya
perilaku warga misalnya, kegemaran-kegemaran masyarakat.
4.
Sifat-sifat Budaya
Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap
masyarakat itu tidak sama seperti indonesia yang terdiri dari berbagai macam
suku bangsa yang berbeda, tetapi kebudayaan mempunyai ciri kata sifat yang sama. Dimana sifat-sifat budaya itu akan
memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan
ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat yang hakiki yang berlaku
adalah bagi semua budaya dimana pun.
Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut antara lain :
a.
Budaya terwujud yang tersalurkan dari perilaku
manusia.
b.
Budaya telah ada terlebih dahulu dari pada
lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia
generasi yang bersangkutan.
c.
Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan
dalam tingkah lakunya.
d.
Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan
kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak,
tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
5.
Sistem Budaya
Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan
yang bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta
keyakinan dengan demikian sistem kebudayaan yang dalam bahasa indonesia lebih
lazim disebut sebagai adat istiadat.
Dalam adat istiadat terdapat juga sistem norma, dan
salah satu fungsi sistem budaya adalah menata serta menetapkan
tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia.
6.
Manusia Sebagai Pencipta Dan
Pengguna Kebubayaan
Tercipta atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah
sebagai hasil interaksi antara manusia dengan segala isi alam raya ini. Dan
manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal, intelegensi, dan intuisi,
perasaan dan emosi, kemauan, fantalasi, dan perilaku.
Tahap eksternalisas adalah proses pencurahan diri
manusia secara terus- menerus kedalam dunia melalui aktifitas fisik dan mental.
Tahap objektivitas adalah tahap aktivitas manusi
menghasilkan suatu realita objektif, yang berada diluar diri manusia.
7.
Problematika Kebudayaan
Beberapa problematika kebudayaan yang lain :
a.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan
hidup dan sistem kepercayaan
b.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan
persepsi atau sudut pandang hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi
atau sudut pandang ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksana
pembangunan.
c.
Hambatan budaya berkaitan dengan faktor
psikologi atau kejiwaan.
d.
Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi
dengan masyarakat luar.
e.
Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk
terhadap hal-hal baru.
f.
Sikap etnosentrisme.
g.
Perkembangan IPTEK dari kebudayaan, seringkali
disalah gunakan oleh manusia.
8.
Perubahan Kebudayaan
Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan mengalami
perkembangan (dinamis) seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh
karenanya tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan demikian,
kebudayaan akan mengalami perubahan. Ada lima faktor yang menjadi penyebab
perubahan kebudayaan, yaitu :
a. Perubahan lingkungan alam
b. Perubahan yang disebabkan
adanya kontak dengan suatu kelompok lain
c. Perubahan karena adanya
penemuan (discovery)
d. Perubahan yang terjadi karena
suatu masyarakat
e. Perubahan yang terjadi karena
suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsi suatu pengetahuan
atau kepercayaan baru.4)
D.
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT
Telah
kita ketahui bahwa masyarakat dan kebudayaan ibarat dua sisi mata uang,
satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Kita akan sulit untuk berbicara tentang
masyarakat atau kebudayaan tanpa mengubungkan kedua istilah itu. Dengan kata
lain suatu kebudayaan tidak akan hadir
Taylor
merumuskan kebudayaan sebagai kompleks yang mengatur pengetahuan kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemanpuan – kemapuan serta
kebiasaan – kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Dengan kata lain, kebudayaan dapat dipandang oleh manusia sebagai semua cara
hidup (way of life) yang dipelajari
dan diharapkan, yang sama-sama diikuti oleh para anggota dari suatu kelompok
masyarakat tertentu.
a.
Unsur-unsur Kebudayaan Universal
Oleh karena masyarakat
dan kebudayaan tidak bisa
dipisahkan, maka kebudayan itu bersifat universal. Perbedaan antara tiap-tiap
masyarakat hanyalah perwujudannya yang mempunyai ciri-ciri khusus sesuai dengan
situasi dan kondisinya.
Kebudayaan
universal menunjukkan bahwa kebudayaan itu dapat dijumpai dimanan-mana, pada
masyarakat manapun di dunia ini. Kebudayaan universal merupakan unsur-unsur
pokok atau besar dari pada kebudayaan, yang oleh C.Kluckhon dibagi menjadi tujuh unsur, yaitu :
1.
Peralatan
dan perlengkapan hidup manusia (pakaian,
perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transport, dan sebagainya)
2.
Mata
pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian,
peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya)
3.
Sistem
kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi
politik, sistem
hukum, sistem perkawinan)
4.
Bahasa
(lisan maupun tertulis)
5.
Kesenian
(seni rupa, seni gerak)
6.
Sistem
pengetahuan
7.
Religi
(Sistem kepercayaan). 5)
Ketika merumuskan pembagian unsur-unsur kebudayaan Beals
dan Hoijer juga memasukkan agama sebagai bagian dari kebudayaan, seperti
tercermin dalam teorinya dibawah ini :
1.
Tekhnologi
2.
Ekonomi
3.
Organisasi sosial
4.
Religie
5.
Kebudayaan lambang/simbolic culture. 6)
b.
Pergeseran kebudayaan : Proses Dinamis
Ungkapan manusia sebagai khalifah memberi arti
bahwa manusia merupakan makhluk yang selalu memperbaiki dirinya sendiri
lingkungan dimana ia berada. Sebagai makhluk
tukang manusia bertindak sebagai pembangun situasi sekeliling dengan
memanfaatkan sumber daya alam, peralatan, dan keterampilan yang ada pada
dirinya. Hasil yang diperoleh pada suatu masa menjadi barang yang ketinggalan
zaman pada sekian tahun mendatang. Bersamaan dengan itu system yang nilai berlaku
dalam masyarakat pun bergeser sedikit demi sedikit digantikan oleh sistem nilai
baru. Ini berarti, kebudayaan sebagai produk kerja manusia mengalami
pergeseran. 7)
c.
Bentuk-Bentuk
Kebudayaan
1.
Kebudayaan Materi
Bagian materi dari
suatu kebudayaan itu meliputi segala sesuatu yang telah di ciptakan dan
digunakan oleh manusia dan mempunyai bentuk yang dapat di lihat dan di raba. Sebagai contoh rumah, pakaian,
mobil, gudang, dll
2.
Kebudayaan Non Materi
Aspek non materi
dari kebudayaan itu merangkum semua buah karya manusai yang ia gunakan untuk
menjelaskan serta di jadikan pedoman bagi tindakan-tindakannya dan itu tak
hanya dapat di temukan di dalam pemikirannya orang-orang
d.
Komponen-Komponen Struktur Dari Kebudayaan
1.
Elemen-Elemen Kebudayaan
Unik
terkecil dari kebudayaan yang dapat didentifikasi (di kenali) disebut istilah
elemen kebudayaan. Suatu elemen kebudayaan materi boleh jadi lebih mudah
dikenali dari pada suatu elemen kebudayaan non materi. Contoh benda-benda
seperti bola sepak, pancul, dasi, dll, sedangkan elemen kebudayaan non materi
seperti tindakan-tindakan maupun praktek-prakteknya.
2.
Kompleks Kebudayaan
Kompleks kebudayaan
ialah yang dipakai untuk menyatakan sesuatu kombinasi dari elemen-elemen yang
saling berkaitan yang membentuk persyaratan-persyaratan kebudayaan untuk
sesuatu atau aktifitas tertentu.
3.
Pola Kebudayaan
Kompleks-kompleks kebudayaan juga saling berpadu untuk membentuk
unit-unit yang lebih luas dari kebudayaan unit-unit terakhir ini disebut dengan
pola kebudayaan.
e.
Tipe-Tipe Partisipasi Kebudayaan
1. Partisipasi menyeluruh (universals ) adalah trait-trai
kebudayaan yang di perlukan bagi seluruh anggota dari suatu masyarakat. Contoh bagaimana
cara yang semestinya untuk menyapa seorang sahabat perlu memiliki surat nikah atau
kewajiban belajar bagi anak-anak dalam usia tertentu. Dapat dilihat bahwa tanpa
adanya kemenyuluruhan kebudayaan tertentu, tidak mungkin melaksanakan suatu
kehidupan kebangsaan yang teratur dan tertib.
2. Partisipasi pilihan (alternatives) adalah situasi-situasi
dimana individu bisa memilih beberapa kemungkinan tindakan yang sama atau
hampir sama baiknya dimata masyarakat yang lebih besar. Contoh seseorang bisa menyapa
para kenalannya dengan beberapa cara yaitu dengan berjabat tangan, atau dengan
mengeluarkan suatu ucapan yang semuanya itu
dapat di pandang sebagai alternatif pilihan yang sama atau hampir sama baik yang lebih pantas
3. Partisipai kekhususan (spesiality) adalah aspek-aspek unik
dari kebudayaan yang tidak diikuti oleh khalayak ramai secara umum. Contoh pekerjaan
para dokter, anggota dinas rahasia, guru dan sebagainya.
4. Relativisme kebudayaan ialah standar-standar tingkah laku
berhubungan dengan kebudayaaan di mana standar-standar itu berlaku. Dan ini
menjelaskan apa sebabnya suatu perbuatan tertentu. Misalnya memakai pakaian
tanpa penutup dada dipandang pantas didalam kebudayaan yang satu sebaliknya
merupakan perbuatan yang seratus persen amoral dalam kebudayaan yang lain. Sifat
relatif dalam kebudayaan itu memberikan suatu penjelasan mengenai tingkah laku juga
dari perwujudan-perwujudan dan konsekuensi-konsekuensi tingkah laku sebagai akibat
prasyarat-prasyarat yang ditentukan oleh kebudayaan itu :
a.
Fanatisme
suku bangsa
b.
Goncangan
kebudayaan, dan
c.
Konflik
kebudayaan
f.
Keadaan Penduduk Indonesia Dewasa Indonesia Ini
Perlu diketahui bahwa pada tahun 1966, para pemimpin
negara-negara anggota PBB termasuk Indonesia, menandatangani suatu pernyataan
yang kemudian disampaikan kepada sekretaris jenderal PBB, waktu itu UThant pada
tanggal 10 Desember 1966, yang berbunyi “Pertumbuhan penduduk yang terlalu
cepat sangat merintangi perbandingan taraf hidup, kemajuan pendidikan, peningkatan
kesehatan, pemeliharaan kesehatan, peningkatan kebudayaan, kesehatan berekreasi
dan untuk banyak negara merintangan pemberian pangan yang cukup kepada rakyat.
Ringkasnya cita-cita
umat manusia seluruh dunia memperoleh kehidupan yang lebih baik diganggu dan dibahayakan
oleh pertumbuhan penduduk yang tak di kendalikan itu. Kami para pemimpin
negara-negara yang sangat memperhatikan masalah-masalah kependudukan perlu
menjadi unsur utama dalam rencana pembangunan jangka panjang bila negara-negara
itu ingin mencapai tujuan ekonomi sebagai cita-cita oleh rakyat.
Sebagian besar dari
pada orang tua ingin memperoleh pengetahuan tentang cara-cara merencanakan
keluarga dan adalah menjadi hak tiap-tiap manusia untuk menentukan jumlah dan
menjarankan kelahiran anaknya.
Perdamaian yang sesungguhnya dan kekal bergantung pada
cara kita menanggulangi pertumbuhan penduduk. Tujuan KB adalah memperkaya
kehidupan umat manusia, bukan untuk mengekannya, bahwa dalam KB tiap-tiap orang
akan memperoleh yang lebih baik untuk
mencapai kemulian hidup dan mengembangkan bakat-bakatnya
Sadar bahwa gerakan KB adalah untuk kepentingan keluarga
dan negara, maka kami para penanda tangan sangat berharap pemimpin-pemimpin
seluruh dunia dan bersama-sama kami menanggulangi tantangan besar ini demi
kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh umat manusia
g.
Tujuan Pendidikan Kependudukan
Lembaga
Pengembangan Guru dengan Tenaga Teknis, Badan Pengembangan Pendidikan,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan RI dalam sarannya mengemukakan
tujuan umum pendidikan kependudukan yaitu :
1. Agar anak didik memiliki pengertian dan kesadaran
mengenai faktor- faktor yang menyebabkan perkembangan penduduk yang cepat serta
interaksi yang erat antara perkembangan penduduk dengan program pembangunan
untuk menaikkan tingkat hidup rakyat.
2. Agar anak didik memiliki pengertian dan kesadaran akan
sebab akibat dan besar kecilnya keluarga terhadap situasi kehidupan dalam
lingkungan keluarga dan masyarakat.
3. Agar
anak didik memiliki sikap yang rasional dan bertanggung jawab dalam lingkungan
kehidupan bangsa ( negara dan dunia )
4.
Agar anak didik memiliki sikap rasional yang bertanggung jawab dalam
lingkungan kehidupan keluarga dan masyarakat. 8)
h.
Pengertian masyarakat dan ciri-cirinya
Dalam kehidupan sehari-hari istilah atau kata masyarakat
sering muncul seperti dalam contoh berikut ini :
1.
Masyarakat sudah banyak berkorban untuk kepentingan PEMILU, sementara para
anggota DPR malah bertengkar memperebutkan kedudukan.
2.
Rakyat sudah banyak berkorban untuk kepentingan PEMILU, sementara para
anggota DPR malah memperebutkan kedudukan.
Dalam konteks keseharian, seringkali terjadi kesalah pemahaman
antara society dan community. Dua istilah (konsep) tersebut sering di tafsirkan
secara sama, padahal sangat berbeda artinya society atau masyarakat berbeda
dengan komunitas (community) atau masyarakat setempat.
Terdapat perbedaan mendasar antara kedua konsep tersebut.
Beberapa definisi tersebut bisa dilihat dibawah ini.
ü Menurut Krech ciri atau unsur
masyarakat, sebagai berikut :
1.
Kumpulan orang
2.
Sudah terbentuk dengan lama
3.
Sudah memiliki unsur social atau struktur social tersendiri.
4.
Memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama.
ü Menurut Krech, Crutchfield, dan
Baltachey (1975 : 308) ciri atau untuk masyarakat sebagai berikut :
1.
Kolektivitas interaksi manusia yang terorganisasi.
2.
Kegiatanya terarah pada sejumlah tujuan yang sama.
3.
Memiliki kecenderungan untuk memiliki keyakinan sikap dan bentuk tindakan
yang sama.
ü
Menurut Fairchild, et al (1980 : 300) definisi masyarakat adalah sebagai
berikut :
1.
Kelompok manusia
2.
Adanya keterpaduan atau kesatuan diri berlandaskan kepentingan utama
3.
Adanya pertahanan dan kekekalan diri.
4.
Adanya kesinambungan.
5.
Adanya hubungan yang pelik diantara anggotanya
ü Unsur atau ciri masyarakat
menurut konsep Horton dan Hunt adalah:
1.
Kelompok manusia
2.
Sedikit banyak memiliki kebebasan dan bersifat kekal
3.
Menempati suatu kawasan
4.
Memiliki kebudayaan
5.
Memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan
ü
Dari sekian banyak unsur masyarakat yang dikemukakan para ahli diatas dapat
kita simpulkan sebagai berikut :
1.
Kumpulan orang
2.
Sudah terbentuk dengan lama
3.
Sudah memiliki sistem dan struktur sosial yang tersendiri
4. Memiliki kepercayaan (nilai), sikap dan perilaku yang
dimiliki bersama
5.
Adanya kesinambungan dan pertahanan diri
6.
Memiliki kebudayaan
i.
Pengertian masyarakat setempat (community) atau komunitas dan ciri-cirinya.
Masyarakat setempat (community) adalah suatu wilayah
kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial yang
tertentu. Dasar-dasar dari masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan
masyarakat setempat.
Jadi unsur pertama dari komunitas ialah adanya wilayah
atau lokalitas. Suatu komunitas pasti mempunyai lokalitas atau tempat tinggal
tertentu. Meskipun suatu kelompok manusia mereka adalah pengembara, tetapi pada
suatu tertentu mereka menempati wilayah tertentu.
Unsur kedua dari komunitas adalah perasaan saling
ketergantungan atau saling membutuhkan. Perasaan anggota masyarakat setempat
dengan anggota lainnya didasari adanya persamaan tempat tinggal.
Perasaan bersama antara anggota masyarakat setempat tersebut
diatas disebut community sentiment. Setiap community sentiment memilki unsur :
1.
Seperasaan
2.
Sepenanggungan
3.
Saling memerlukan
j.
Masyarakat Desa Dan Kota
Kita
sering mendengar jenis-jenis masyarakat, seperti masyarakat desa dan masyarakat
kota. Desa dan kota memiliki perbedaan baik secara fisik maupun secara sosial.
Sebuah
desa sering kali ditandai dengan kehidupan yang tenang, jauh dari hikuk pikuk
keramaian, penduduknya ramah-tamah, saling mengenal satu sama lain, mata pencaharian
penduduknya kebanyakan sebagai petani, atau nelayan.
Orang
di desa mempunyai hubungan yang lebih erat dan mendalam antara sesama warganya.
Sistem kehidupan biasanya berkelompok, atas dasar kekeluargaan penduduk
masyarakat desa pada umumnya hidup dari pertanian atau nelayan meskipun
pekerjaan yang lain pun ada seperti tukang kayu atau tukang batu.
Desa
mengalami perubahan, sehingga unsur-unsur kota masuk di dalamnya. Begitu pula
kota. Meskipun disebut sebuah kota ciri-ciri atau kebiasaan desa masih ada yang
melekat di dalamnya.
Sebuah
kota sering kali ditandai dengan kehidupan yang ramai, wilayahnya yang luas,
banyak penduduknya, hubungannya yang tidak erat satu sama lain dan mata
pencaharian penduduknya bermacam-macam.
Menurut
Soerjono Soekamto, masyarakat kota dan desa memiliki perhatian yang berbeda,
khususnya perhatian terhadap keperluan hidup. Di desa yang diutamakan adalah
perhatian khusus terhadap keperluan pokok fungsi-fungsi yang lainnya diabaikan,
lain dengan pandangan orang kota mereka melihat selain kebutuhan pokok,
pandangan masyarakat sekitarnya sangat mereka perhatikan.
Ferdinand Tonnies
mengemukakan pembagian masyarakat dengan sebutan masyarakat Gemainchaft dan Geselschaft.
Masyarakat Gemainchaft atau disebut juga penguyuban adalah kelompok masyarakat
dimana anggotanya sangat terikat secara emosional dengan yang lainnya sedangkan
masyarakat Geselschaft atau patembeyan ikatan-ikatan diantara anggotanya kurang
kuat dan bersifat rasional. Penguyuban cenderung sebagai refleksi masyarakat
desa sedangkan patembeyan refleksi masyarakat kota. 9)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penduduk,
Masyarakat dan Kebudayaan adalah tiga hal aspek kehidupan yang saling
berkaitan. Di mana penduduk adalah perkumpulan antar individu-individu yang menempati
wilayah tertentu. Dari penduduk tersebut terbentuklah
kelompok masyarakat yang mempunyai tujuan
dan aturan yang sama. Begitu pula kebudayaan terlahir dari adanya masyarakat.
Semakin
bertambahnya jumlah penduduk dari waktu kewaktu
berakibat kepadatan penduduk pada suatu daerah. Untuk mengatasi masalah ini
pemerintah telah membuat aturan-aturan yang dapat membantu dalam menyelesaikan
masalah tersebut. Contohnya pada negara Indonesia terbentuklah program KB
(keluarga Berencana) di mana warga negara di anjurkan memiliki dua anak saja.
Masyarakat
merupakan sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan
bersama, dan budaya. Budaya merupakan warisan yang di wariskan ke
generasi-generasi berikutnya berupa cara hidup yang berkembang yang dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok.
B. Saran – saran
Adapun
saran-saran yang kami sampaikan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
menghindari masalah kepadatan penduduk pemerintah harus lebih disiplin lagi
dalam mengkaji peraturan-peraturan yang telah di tetapkan dan sebagai warga
negara juga perlu menyadari dan menjalankan akan pentingnya aturan tersebut.
2.
Kebudayaan yang
telah diwariskan oleh zaman terdahulu wajib kita jaga dan lestarikan. Selain
berfungsi untuk keistimewaan dan keunikan negara juga akan berfungsi untuk
generasi-generasi berikutnya seperti anak dan cucu kita nanti.
DAFTAR PUSTAKA
-
Drs. H. M. Arifin Noor, 1999, Ilmu Sosial Dasar,
Bandung, CV. Pustaka Setia
-
Dr. Elly M. Setiadi, M.Si., et all., 2006, Ilmu Sosial
dan Budaya Dasar, Bandung, Kencana Predana Media Group.
-
Dr. Elly M. Setiadi, M.Si., et all., 2009, Ilmu Sosial
dan Budaya Dasar, Jakarta, Kencana Predana Media Group.
-
Pradigma Kebudayaan Islam titian Ilahi Perss
Tidak ada komentar:
Posting Komentar