Minggu, 15 November 2015

TINJAUAN TEORITIS PEMBAHARUAN, PENDIDIKAN DAN PESANTREN



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    pendahuluan
Pendidikan Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani[1]. Pendidikan Islam disebut juga sebagai sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup manusia. Pengertian pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam inheren dengan istilah “tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib” yang harus dipahami secara bersama-sama. Ketiga istilah ini mengandung makna yang mendalam menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain. Istilah-istilah itu pula sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan Islam: informal, formal dan non formal.
Pesantern sebagai pendidikan nonformal adalah sebuah lembaga pendidikan dan penyiaran agama Islam . Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang bersifat nonformal harus mengadakan perubahan dan pembaharuan guna menghasilkan generasi-generasi yang tangguh, generasi yang berpengetahuan luas dengan kekuatan jiwa pesantren dan keteguhan mengembangkan pengetahuan yang tetap bersumber pada al-qur’an dan hadis.  
Eksistensi pondok pesantren dalam menyikapi perkembangan zaman, tentunya memiliki komitmen untuk tetap menyuguhkan pola pendidikan yang mampu melahirkan SDM yang handal.  Adapun yang melatar belakangi penyusun untuk menyusun makalah ini adalah minimnya pengetahuan penyusun tentang pembaharuan apa saja yang seharusnya dilakukan di pesantren dalam menghadapi tantangan dan hambatan di masa modern, adapun salah satu tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang dunia pendidikan pesantren.

Adapun rumusan masalah dibawah?
B.rumusan masalah
1.bagaimana pengaruh pembaharuan didalam bermasyarakat?
2.apa sajakah tujuan pendidikan dan pesantren itu? 









BAB II
PEMBAHASAN

Tinjauan teoretis pembaharuan,pendidikan,dan pesantren
A.    PEMBAHARUAN   
Salah satu karakteristik dari sebuah masyarakat adalah adanya perkembanganyang terus-menerus. Masyarakat selalu mengalami dinamika dan perkembangan kerena adanya tuntutan dari perkembangan berbagai bidang kehidupan khususnya perkembangan ilmu pengetahuan  dan teknologi,sehingga terjadihampir dalam semua aspek kehidupan seperti politik, ekonomi, ideologi, nilai-nilai, etika. Perubahan yang terjadi ikut mempengaruhi perkembangan setiap individu anggota masyarakat, misalnya dalam hal kecakapan,sikap, aspirasi, minat, semngat kebiasaan dan bahkan pola hidup.
Secara fsikologi manusia yang termotivasi akan semakin meningkatkan aktivitas kerjanya, artinya motivasilah yang membuat orangtergerak untuk memlakukan sesuatu aktivitas dan perubahan secsra global motivasi  lahir kerena dorongan oleh usaha pemenuhan kebutuhan manusia yang bertingkat. Secara etimologis, kata pembahruan atau pembaharuanberasal dari kata baru mendapat awalan ‘’pe”ahiran”an” yang berarti proses, per, ,perbuatan,dan proses mengembangkan adat istiadat, metode peroduksi atau metode cara hidup baru.
Secara termonologis, pembaharuan berarti suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal(yang ada sebelumnya) serta segaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu.
Pengertian diatas menunjukkan bahwa upaya pembaharuan  harus dimilki muatan-muatan berikut:
1.      Baru” dapat diartika segala sesuatu yang belum dipahami ditrima.
2.      Kualitatif’ berarti bahwa pembaharuan itu memungkinkan adanya reorganisasi.
3.      Kesengajaan” berarti bahwa upaya pembaharuan merupakan sesuatu yang dilakukan secara berencana bukan terjadi kebetulan.
Adapun yang dimaksud dengan pembaharuan dalam sistem pendidikan islam adalah mengadakan perubahan dari sistem tradisional mono leader dengan sistem belajar halaqah. Jadi pembaharuan adalah upaya untuk mengadakan perubahan diberbagai bidang termasuk pendidikan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja sistem secara menyeluruh guna memperoleh hasil yang lebih baik sesuai dengan tantangan dan dinamika kebutuhan masyarakat.
Diantara persoalan penting yang menjadi acuan dalam pembaharuan adalah masalah kuantitas dan pemeratan .kesempatan,seperti belajar, relevansi, masalah efektifitas dan efisiensi.dan ini merupaka titik pebaharuan yang kontiniu termasuk dalam bidang pendidikan.[2]
B.     PENDIDIKAN
Menurut pengertian bahasa, pendidikan berasala dari kata”didik” mendapat awalan”pen”dan ahiran “an” berarti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok seseorang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatiha.” Dalam bahsa arab,pendidkan adalah tarbiyah” rabba berarti mendidik. Kata tarbiyah khsusnya dalam al-qur’an menunjukkan pada masa anak dan berkaitan dengan usaha yang wajib dilakukan, dan merupakan beban orang-orang dewasa utamnya orang tua terhadap anaknya.
Kata mendidik dan mengajar mempuanyai pengertian yang berbeda menurut mahmud yunus, mendidik berarti menyiapakan anak dengan segala macam jalan uapaya supaya dapat mempergunakan tenaga dan bakatnya dengan sebaik-baiknya.
Sedangakan mengajar berarti memebrikan ilmu pengetahuan kepada anak supaya mereka pandai, dalam mengajar guru memberikan ilmu atau pendapat dan pikiran kepada murid mendegar, guru aktif dan murid pasif. Tetapi didalam mendidik guru memberikan sedangkan murid membahas dan menyelidik dan memikirkan soal-soal  yang sulit mencsri jalan kesulitan tersebut. Azyumardi azra mengemukakan bahwa pendidikan lebih dari pada sekedar mengajar. Pendidikan adalah suatu proses transformasi nilai dan pembentukan kepribadian denan segala aspeknya. Pengajaran. Hanyalah sebagai suatu proses transfer ilmu belaka. Penerapan pendidikan islam memang harus dilakukan secara sadar dan berencana serta terus menerus diberikan kepada setiap orang. Artinya, dalam agama islam dikenal adanya teori pendidikan seumur hidup. Hal ini didasarkan atau diungkapkan yang sementra orang dianggap sebagai hadits nabi saw. Yang berbunyi; artinya tuntutkah ilmu dari buaian hingga keliang lahat.
Menurut qurais shihab, benar tidaknya penisbahan ungkapan tersebut kepada nabi, yang dijelskan teori itu sejalan dengan konsep dan memperoleh pendidikan sepanjang hayat.
Dalam proses pendidikan terjadi pembaharuan dari sebagai aspek, misalanya, aspek tujuan pendidikan, aspek struktur pendidikan, aspek kurikulum, maupun aspek metodologi .
ü  Adapun tujuan pendidikan yaitu:
a.       Tujuan pendidikan pesantren
Tujuan pendidikan pesantren adalah untuk mewujudkan dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu,kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berkhlak mulia, bermampaat,kepada masyarakat.
b.      Sistem pendidikan pesantren
Hakekat pendidikan dipesantren terletak pada isi dan jiwanya, isi pendidikan pondok pesantren terletak pada pendidikan rohaninya”. Yang pada masa lalu telah berhasil melahirkan kader-kader mubaliq dan pemimpin-pemimpin umat dalam berbagai kehidupan.
C.    PESANTREN
1.      Pengertian pesantren
Dalam kmus besar bahasa indonesia. Kata pesantren bersal dari kata “santri” dengan awalan “ pe” dan akhiran”an yang berarti tempat untuk tinggal dan belajar para santri. Sedangkan santri adalah orang yang mendalami agama islam, kata santri adalah orang yang mengaji. Dalam ensiklopedia pendidikan dikemukan bahwa kata santri berarti orang yang belajar agama islam. Sehingga pesantren mempunyai arti tempat orang berkumpul untuk belajar agama islam. Menurut syukri zarkasyi, pesantren adalah lembaga pendidikanislam dengan sistem asrama dan didalamnya ada yang bertindak sebagai pendidik dalam sentral figurnya yaitu kiyai, atau guru, dan santri, asrama, ruang belajar dan mesjid sebagai sentralnya,juga pesantren dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan islam yang sekurang-kurangx guru/omong guru sebagai sentral figur yang biasanya juga sebagai pemililk pesantren.sedangkan ciri khususnya adalah adanya kepemimpinan kharismatik dan suasana kehidupan keagamaan yang mendalam. Pondok pesantren memberikan pendidikan dan pengjaran agama islma dengan sistem  bandongan dan sorongan, menggunakan metode hafalan dan tuntunan. Para santrinya disediakan pondokan, selain itu terdapat pula santri kalong. Tidak jarang sebuah pesantren memenuhi kriteria pendidikan normal yaitu berbentuk madrasah dan bahkan mengelola sekolah umum dalam berbagai tingkatan dan kejuruan menurut kebutuhan masyarakat.
Ciri-ciri pesantren diatas akan dijelaskan sebagai berikut:
a.       Pengajaran ilmu-ilmu keagamaan
Ciri spesifik sebuah pondok pada umumnya adalah pengajaran yang sering disebut pengajian kita-kitab klasik, yang populer dengan sebutan”kitab kuning”ciri ini terdapat pada pondok pesantren maupun yang sudah moderen.kitab-kitab klasik yang diajarkan itu adalah produk dari ulama-ulama islam pada zaman pertengahan,dan ditulis dalam bahasa arab tanpa harakat. Syarat-syarat untuk dapat membaca dan memahami kitab-kitab kuning tersebut,para santri dituntut memahami dengan baik antara lain: ilmu nahu, saraf dan balaqah ( ilmu bahasa arab). Sebab salah satu kriteria seseorang dapat disebut kiyai atau ulama adalah memiliki kemampuan membaca dan mensyarahkan kitab-kitab klasikdan dapat memenuhi harapan santri.
b.      Kiai
Kiai dalam bahasa jawa mempunyai beberapa arti antara lain: penghormatan kepada seseorang, atau panggilan terhadap suatu benda yang mempunyai sifat-sifat istimewa, misalnya, kereta kencana dikraton, dikenakan oleh lelaki tua yang bermasyarakat, mempunyai kharisma, wibawa dan status sosial yang tinggi dan tidak mengubah gaya hidupnya yang sederhana.
c.       Masjid
Masjid adalah salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari pesantren dan dianggap tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri,terutama dalam praktek ibadah shalat jamaah lima waktu, kutbah, dan shalat jum’at, serta pengajaran kitab-kitab klasik.
Masjid secara harfiah diartikan sebagai tempat sujud, karena di tempat ini setidaknya seorang muslim melaksanakan salat liama waktu dan bersujud kepada allah fungsi masjid tidak hanya sebagai tempat untuk shalat, tetapi juga berfugsi sebagai tempat berlangsungnyax pendidikan dan urusan-urusan sosial kemasyarakatan.
Sejak zaman nabi muhammad saw. Masjid telah menjadi pusat pendidikan islam, dimanapun kaum muslimin berada, mereka selalu menggunakan masjid untuk tempat beribadah, pertemuan, pusat pendidikan.pesantren selalu memilki masjid, sebab disitulah pada awalnya,pesantren mengenai sistem klasik tempat dilaksanakan proses belajar mengajar, dan komunikasi antara kiai, dan santri serta kegiatan lainnya.

d.      Santri
Pengertian santri ada dua1). Seorang peserta didik muslim yang rajin menjalanka ajaran agamanya:2). Seorang yang menuntut ilmu pengetahuan dipondok pesantren karya pembebasan dari tradisi jahiliaya dengan mempergunakan berbagai sarana yang ada untuk memurnikan perbuatan dari unsur-unsur jahiliayah. Dalam pengertian lain, pembaharuan atau inovasi, tidak terlepas dari istilah invention yang berarti penemuan sesuatu yang benar-benar baru dan itu adalah hasil kreasi manusia.
Jadi pemabahruan adalah upaya untuk mengadakan dalam sistem pendidikan islam adalah mengadakan peruabahan dari sistem tradisional. Tujuan untuk meningkatkan kinerja sistem secara menyeluruh guna memperoleh hasil yang lebih baik sesuai dengan tantangan dan dinamika kebutuhan masyarakat.











BAB III
PENUTUP
A.    kesimpulan
Pembaharuan merupakan  proses atau perbuatan adat istiadat diantara ketiga ini saling berkaitan antara satu dengan yang lain diantaranya a. Pembaharuan,b. Pendidikan dan pesantren,pendidikan merupakan tempat untuk belajar seperti dimesjid , sekolah dan lembaga dan disnilah berlangsungya pendidikan, kemudian pesantren merupakan suatu tempat tiggal belajar santri yang didalamnya belajar tentang pendidikan agama dengan sistem asrama dan didalmanya ada yang bertindak sebagai pendidik seperti kiai atau guru,dan ada juga santri, asrama, ruamg belajar dan masjid sebagai sentralnya.
B.     Saran
       Dengan selesainya makalah kami ini maka kami minta kepada dosen pembimbing untuk mengoreksi agar kami bisa memperbaiki yang jauh dari sempurnah wassalam.








                   

DAFTAR PUSTAKA
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional Di Indonesia (Jakarta:Prenada Media, 2004) hal. 31
Ibid.22
[1]Nana syaodih sukmadinata, pengembangan kurikulum: teori dan praktek(bandung,PT.remaja rosda karya,1999). H. 34.














[1] Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional Di Indonesia (Jakarta:Prenada Media, 2004) hal. 31
[2]  Ibid.22

Tidak ada komentar:

Posting Komentar