MAKALAH
Diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Semester VII B pada
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam
(STAI) As’adiyah Sengkang
Oleh : Kelompok III
1.
Jusriadi :
12220044
2.
Nurul Fadilah : 12220040
3.
Pungky Purnamasari :
12220041
4.
Reski :
12220042
5.
Sri Suhesti :
12220043
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AS’ADIYAH
SENGKANG
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT ,kami mohon
ampun dan pertolongan hanya kepada-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurah
keharibaan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman
kebodohan ke zaman penuh ilmu
pengetahuan yang berkat Ilmu itu penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Metodologi Penelitian dengan judul “ Populasi
dan Sampel ”.
Terima Kasih yang tidak terhingga
penulis haturkan kepada orang tua yang telah memberikan dukungan penuh kepada
kami, begitu pula kepada Dosen Pembimbing, yang selalu memberikan kritik-kritik
membangun demi terwujudnya penulis menjadi mahasiswa yang berguna .
Harapan besar penulis semoga makalah ini dapat menjadi
manfaat dan memberi beberapa wawasan baru bagi kami khususnya, teman-teman dan
pada pembaca sekalian pada umumnya.
Sengkang,
1 Oktober 2015
Penulis
Kelompok III
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah.............................................................................. 2
BAB II
POPULASI DAN SAMPEL................................................................. 3-10
A.
Populasi.........................................................................................
3
B.
Sampel........................................................................................... 4
BAB IV.
PENUTUP............................................................................................
17-19
A.
Kesimpulan.................................................................................... 17
B.
Saran-saran .................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah
menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa
data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu.
Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang
menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari
kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau langkah yang
tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap
objek.
Untuk
dapat melaksanakan penelitian dengan baik, seorang peneliti harus memahami
konsep populasi dan sampel. Populasi merupakan keseluruhan objek/subjek
penelitian, sedangkan sampel merupakan sebagian atau wakil yang memiliki
karakteristik representasi dari populasi. Untuk dapat menentukan atau
menetapkan sampel yang tepat diperlukan pemahaman yang baik dari peneliti
mengenai sampling, baik penentuan jumlah maupun dalam menentukan sampel
mana yang diambil. Kesalahan dalam
menentukan populasi akan berakibat tidak tepatnya data yang dikumpulkan
sehingga hasil penelitian pun tidak memiliki kualitas yang baik, tidak
representatif, dan tidak memiliki daya
generalisasi yang baik.
Pemahaman peneliti mengenai populasi dan sampel merupakan hal yang
esensial. Oleh karena itu diperlukan bahan bacaan atau sumber belajar yang
menyajikan pengetahuan tentang populasi dan sampel tersebut. Atas dasar itu,
makalah ini dikembangkan untuk memberikan wawasan kepada para calon peneliti, dan
khususnya memperluas pengetahuan mengenai populasi dan sampel penelitian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian
populasi?
2. Apa saja jenis-jenis
populasi?
3. Apa pengertian sampel?
4. Bagaimana cirri-ciri
sampel yang baik?
5. Apa alasan menggunakan
sampling?
6. Apa keuntungan
penggunaan sampel?
7. Bagaimana teknik
mengambil sampel?
8. Bagaimana cara
menentukan sampel?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Populasi
1.
Pengertian Populasi
Menurut Margono (2010:118) populasi
adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan
waktu yang kita tentukan. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya dalam
Sugiyono (2006:117).
Menurut Muri (2007:182) secara umum
dapat dikatakan beberapa karakteristik populasi adalah:
a. Merupakan keseluruhan dari unit
analisis sesuai dengan informasi yang akan diinginkan.
b. Dapat berupa manusia/individu, hewan, tumbuh-tumbuhan,
benda-benda atau objek maupun kejadian-kejadian yang terdapat dalam suatu area/
daerah tertentu yang telah ditetapkan.
c. Merupakan batas-batas (boundary)
yang mempunyai sifa-sifat tertentu yang memungkinkan peneliti menarik
kesimpulan dari keadaan itu.
d. Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian
itu dapat digeneralisasikan.
2.
Jenis – Jenis Populasi
Menurut Muri (2007:183) Populasi
digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Populasi terbatas (definite)
yaitu objek penelitiannya dapat dihitung, seperti luas sawah, jumlah ternak,
jumlah murid, dan jumlah mahasiswa.
b. Populasi tak terbatas (infinite)
yaitu objek penelitian yang mempunyai jumlah yang tak terbatas, atau sulit
dihitung jumlahnya; seperti pasir di pantai.
Menurut
Burhan Bungin (2005 ; 100) Dilihat dari kompleksitas objek populasi, maka
populasi dapat dibedakan, populasi homogen dan populasi heterogen
a.
Populasi yang bersifat homogen,
yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak
perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya seorang dokter yang
akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah
saja.
b. Populasi yang bersifat heterogen,
yakni populasi uang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi,
sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
B. Sampel
1.
Pengertian Sampel
Menurut Muri (2007:186) secara
sederhana dapat dikatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang
terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sedangkan menurut Suharsimi
(2002:109), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Beberapa pendapat ahli tentang
pengertian sampel adalah sebagai berikut:
a. Sax (1979: 181) mengemukakan bahwa
sampel adalah suatu jumlah yang terbatas dari unsur-unsur yang terpilih dari
suatu populasi, unsur-unsur tersebut hendaklah mewakili populasi.
b. Warwick (1975:69) mengemukakan pula bahwa sampel adalah
sebagian dari suatu hal yang luas, yang khusus dipilih untuk mewakili
keseluruhan.
c. Kerlinger (1973:118) menyatakan: Sampling
is taking any portion of a population or universe as representative of that
population or universe.
d. Leedy (1980:111) mengemukakan bahwa sampel dipilih dengan
hati-hati sehingga dengan melalui cara sedemikian peneliti akan dapat melihat
karakteristik total populasi.
2. Ciri-Ciri Sampel yang Baik
Berangkat dari berbagi pendapat yang
telah diutarakan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri sampel yang baik
adalah:
a. Sampel dipilih dengan cara
hati-hati; dengan menggunakan cara tertentu dan benar.
b. Sampel harus mewakili populasi,
sehingga gambaran yang diberikan mewakili keseluruhan karakteristik yang
terdapat pada populasi.
c. Besarnya ukuran sampel hendaknya
mempertimbangkan tingkat kesalahan sampel yang dapat ditolerir dan tingkat
kepercayaan yang dapat diterima secara statistik.
3. Alasan Sampling
Adapun
alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel menurut Sudjana
(2002:161) adalah :
a. Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak
terhingga) beruppa parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti,
pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak mungkin
mengumpulkan data dari populasi seperti itu.demikian juga dalam populasi
terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar ,tidak praktis untuk
mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar
diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
b. Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga
dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka
semakin besar biaya yang diperlukan, lebih –lebih bila objek itu tersebar
diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk
mengurangi biaya.
c. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan
waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal
itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan
segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih cepat.
d. Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat
dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya,
tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan
dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk
diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
e. Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang
diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggung jawabkan. Ketelitian
,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian
terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan
menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu
semua,penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu
penelitian.
f. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu
diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari hasil penelitian
sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak,
mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel
pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi
4. Keuntungan Penggunaan Sampel
Ada beberapa keuntungan jika kita
menggunakan sampel, yaitu:
a. Biaya menjadi berkurang
b. Lebih cepat dalam pengumpulan dan
pengolahan data
c. Lebih akurat
d. Lebih luas ruang cakupan penelitian
5.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik
sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling pada dasarnya
dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non
Probability sampling. Probability sampling meliputi, simple
random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan
area random. Non Probability sampling meliputi sampling
sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling
jenuh dan snowball sampling (Sugiyono, 2012:81).
1. Probability Sampling
Teknik
sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel ini meliputi:
a. Simple Random Sampling
Teknik
untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan
demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh
peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi. Cara
demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Teknik ini dapat
dipergunakan bilamana jumlah unit sampling
di dalam suatu
populasi tidak terlalu
besar. Misal, populasi terdiri dari 500 orang mahasiswa
program S1 pendidikan matematika (unit sampling). Untuk memperoleh sampel
sebanyak 150 orang dari populasi tersebut, digunakan teknik ini, baik dengan
cara undian, ordinal, maupun tabel bilangan random.
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Digunakan
pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Menurut Sugiyono (2001: 58) teknik ini
digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen. Dan
berstrata secara proporsional. Suatu
organisasi yang mempunyai pegawai dari berbagai latar belakang
pendidikan, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang
lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, ST = 900, SMEA = 400, SD = 300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata
pendidikan tersebut yang diambil secara proporsional jumlah sampel.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Menentukan
jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya
kelas matematika yang menyukai materi bangun ruang 3 orang, 4 orang meyukai materi trigonometri, 20 orang
menyukai materi persamaan linear, 35 orang menyukai statistika maka 3 orang
yang menyukai bangun ruang, 4 orang yang menyukai trigonometri itu diambil
semuanya sebagai sampel karena dua kelompok itu terlalu kecil bila dibandingkan
dengan materi persamaan linear dan statistika.
d. Cluste Sampling (Area Sampling)
Digunakan
bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari
kelompok-kelompok individu. Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan
sampel bila objek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas. Sugiyono (2001: 59) memberikan contoh, di Indonesia
terdapat 27 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan 10 propinsi, maka
pengambilan 10 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat,
karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata maka pengambilan sampelnya
perlu menggunakan stratified random sampling. Teknik sampling daerah ini
sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel
daerah, dan tahap berikutnya menentukan
orang-orang yang ada
pada daerah itu
secara sampling juga. Teknik ini
dapat digambarkan di bawah ini.
2. Nonprobability Sampling
Teknik
yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi:
a. Sampling Sistematis
Teknik
penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua
anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau
kelipatan dari bilangan tertentu.
b. Sampling Kuota
Teknik
untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling.
Setelah jatah terpenuhi, pengumpulan data dihentikan.
c. Sampling Aksidental
Sampling
aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data (Sugiyono, 2001: 60).
d. Sampling Purposive
Sampling
purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya
akan melakukan penlitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya
adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan pada
penelitian kualitatif.
e. Sampling Jenuh
Teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang.
Istilah lain sampel jenuh adalah sensus.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang
mula- mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman- temannya untuk dijadikan sampel. (Sugiyono, 2001: 61).
Menurut
Margono (2004: 131) sampel harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Harus meliputi
seluruh unsur sampel
2. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua
kali;
3. Harus up
to date.
4. Batas-batasnya harus
jelas,
5. Harus dapat dilacak di
lapangan;
6.
Menentukan Ukuran Sampel
Untuk
menentukan jumlah sampel yang diambil, berikut beberapa formula yang ditawarkan
oleh para ahli.
- Penentuan
jumlah sampel menurut pendapat Hadari Nawawi
Keterangan:
n = Jumlah sampel
p = Proporsi populasi persentase
kelompok pertama
q = Proporsi sisa di dalam
populasi
Z= Derajat koefisien konfidensi
pada 99% dan 95%
b= Persentase perkiraan
kemungkinan membuat kekeliruan dalam
menentukan ukuran sampel
contoh:
Jika diketahui jumlah populasi
guru matematika SMA lulusan D3 di Jateng adalah 400.000 orang. Di antara mereka
yang tinggal di daerah pedesaan (luar kota) sebanyak 50.000 orang. Berapa
sampel yang perlu diselidiki dalam rangka mengungkapkan hambatan penanaman
disiplin sekolah di wilayah masing-masing.
Perhitungan:
p =
atau p = 0,125
q = 1,00-0,125 = 0,875
Z ½ = 1,96 (pada
derajat konfidensi 99% atau 0,05)
b = 5% atau 0,05
Dimasukkan ke dalam rumus sebagai
berikut:
n≥ 0,125 x 0,875
n≥ 1.740,21 dibulatkan 1740 orang
Apabila proporsi di dalam populasi
yang tersedia tidak diketahui maka variasi p dan q dapat mengganti dengan harga
maksimum, yakni (0,50 × 0,50 =0,25). Ukuran sampel yang harus diselidiki:
n≥ 0,25
n≥ 384
2.
Penentuan jumlah sampel dengan
menggunakan Tabel Krejcie
Salah satu
teknik untuk menghitung jumlah sampel minimal yang harus dijadikan sasaran
penelitian adalah dengan menggunakan tabel Krejcie. Krecjie dalam melakukan
perhitungan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5%. Jadi sampel yang
diperoleh itu mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi. Tabel Krecjie
ditunjukkan dalam tabel di bawah ini. Dari
tabel itu terlihat bila jumlah populasi 100 maka sampelnya 80, bila
populasi 1000 maka sampelnya 278, bila populasinya 10.000 maka sampelnya 370,
dan bila jumlah populasi 100.000 maka jumlah sampelnya 384. Dengan demikian
makin besar populasi makin kecil prosentase sampel. Oleh karena itu tidak tepat
bila ukuran populasinya berbeda prosentase sampelnya sama, misalnya 10%.
TABEL KREJCIE
Contoh penghitungan:
Penelitian akan dilakukan terhadap
iklim kerja suatu organisasi. Sumber data yang digunakan adalah para pegawai
yang ada pada organisasi tersebut (populasi). Jumlah pegawainya 1000 terdiri
atas lulusan S1 = 50 orang, Sarjana muda = 300, SMK = 100, SD = 50 (poplasi
berstrata). Jumlah populasi = 1000. Bila
kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya = 278. Karena populasi berstrata, maka
sampelnya juga berstrata. Stratanya menurut tingkat pendidikan. Dengan demikian
masing-masing sampel untuk tingkat
pendidikan harus proporsional sesuai dengan populasi. Jadi jumlah sampel untuk:
S1 =
SM =
SMK =
SMP =
SD =
Jadi jumlah sampelnya = 14 + 83 +
139 + 28 + 14 = 278
Pada perhitungan yang terdapat
koma dibulatkan ke atas sehingga jumlah
sampelnya lebih 278 yaitu 280. Hal ini lebih aman daripada kurang dari 278.
3.
Penentuan jumlah sampel dengan
menggunakan Nomogram Harry King
Harry King
menghitung sampel tidak hanya didasarkan atas kesalahan 5% saja, tetapi
bervariasi sampai 15%. Tetapi jumlah populasi paling tinggi hanya 2000.
Nomogram ini ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Dari gambar tersebut
diberikan pula contoh bila populasi 200, kepercayaan sampel dalam mewakili
populasi 95%, maka jumlah sampelnya sekitar 58% dari populasi. Jadi 0,58 × 200
= 116. Bila populasi 800, kepercayaan sampel 90% atau kesalahan 10%, maka
jumlah sampel = 7,5% dari populasi. Jadi
0,075 × 800 = 60. terlihat di sini semakin besar kesalahan akan semakin
kecil jumlah sampel. Gambar Nomogram Harry King di bawah ini.
Contoh: misal populasi berjumlah
200. Bila dikehendaki kepercayaan sampel terhadap populasi 95% atau tingkat
kesalahan 5%, maka jumlah sampel yang
diambil 0,58 × 200 = 16 orang. (Tarik dari angka 200 melewati taraf kesalahan
5%, maka akan ditemukan titik di atas angka 60. Titik itu kurang lebih 58).
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
2.
Jenis-jenis populasi yaitu Populasi terbatas (definite) dan Populasi
tak terbatas (infinite),
menurut sifatnya ada yang Homogen dan ada yang Heterogen.
3. Sampel ialah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti.
4. Ciri – Ciri sampel yang baik yaitu
(1) Sampel dipilih dengan cara hati-hati; (2) Sampel harus mewakili populasi;
(3) Besarnya ukuran sampel hendaknya mempertimbangkan tingkat kesalahan sampel
yang dapat ditolerir dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara
statistik.
5. Alasan menggunakan sampling yaitu : (1)Ukuran populasi ;(2) Masalah
biaya ;(3)Masalah waktu; (4)Percobaan yang sifatnya merusak; (5) Masalah
ketelitian; (6)Masalah ekonomi
6.
Keuntungan
penggunaan sampel yaitu :
(1)Biaya menjadi berkurang; (2) Lebih cepat dalam pengumpulan dan pengolahan
data; (3) Lebih akurat; (4) Lebih luas ruang cakupan penelitian.
7.
Teknik mengambil sampel? Teknik
sampling pada dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan
Non Probability sampling. Probability sampling meliputi, simple
random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan
area random. Non Probability sampling meliputi sampling
sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling
jenuh dan snowball sampling.
8.
Cara menentukan sampel diantaranya yaitu : (1) Penentuan
jumlah sampel menurut pendapat Hadari Nawawi dengan rumus :
(2) Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan
Tabel Krejcie.; (3).
Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan Nomogram Harry King.
B.
Saran-Saran
Sebagai seorang mahasiswa yang mengkhususkan diri dalam bidang , pendidikan
dan akan mencapai akhir dari pendidikan, terutama dalam masa PPL ini , maka sepatutnya
ilmu ini di aplikasikan dan di fahami dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Anas
Sudjana. 2005, Metoda Statistika, Bandung : Tarsito
Burhan Bungin, (2005),
Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana
H.Hadari Nawawi. 1983. Metode Penelitian Bidang
Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Margono
.2010, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Muri.
A Yusuf. 2007. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.
Nana
Sudjana. 2002. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar
Baru.
Nazir.
2005. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto.2002. Prosedur Penelitian : Suatu
Pendekatan Praktis. Jakarta : PT.Bina Aksara
Sumber Lainnya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar