I.
PENGERTIAN
STRATEGI, METODE, DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN.
Kemp
(1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.[1]
Strategi
menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu , sedangkan metode
adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
Pendekatan
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran.istilah ini merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum.
Teknik
adalah cara yang dilakukam agar metode ceramah yang dilakukan dalam rangka
implementasi suatu metode.
Taktik
adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.
II.
PRINSIP-PRINSIP
PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN.
1.
Berorientasi
pada tujuan pembelajaran
2.
Aktivitas ,
baik aktivitas fisik maupun mental
3.
Individualis ,pengembangan setiap individu siswa menjadi
otoritas utama
4.
Integritas ,
terintegrasi dengan pemenuhan berbagai aspek[2]
III.
KONSEP
PEMBELAJARAN : HAKIKAT DAN TUJUAN BELAJAR , TINGKAT DAN JENIS KARAKTERISTIK
PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN BELAJAR- BELAJAR.
IV.
TEORI-TEORI BELAJAR DAN FUNGSINYA DALAM PEMBELAJARAN.
Teori belajar ada 4
1.
Teori Belajar Behaviorisme (Tingkah Laku)
Belajar :
Perubahan tingkah laku
PBM : Stimulus => Proses =>
Respon
Saat menuju
respon di beri banyak penguatan agar tidak terjadi salah tafsir .
Namun dalam teori ini, Proses belajar yang kompleks tidak terjelaskan dan Asumsi
“stimulus-respon” terlalu sederhana .
Contoh Aplikasi :
1. Menentukan
tujuan-tujuan instruksional
2. Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk
mengidentifikasi “entry behavior” mahasiswa (pengetahuan awal mahasiswa)
3. Menentukan materi pelajaran (pokok bahasan, topik dan
sebagainya)
4. Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil (sub
pokok bahasan, sub topik, dsb)
5. Menyajikan
materi pelajaran
6. Memberikan
stimulus yang mungkin berupa:
r pertanyaan
r tes
r latihan 2334
r tugas-tugas
7. Mengamati
dan mengkaji respons yang diberikan
8. Memberikan penguatan/reinforcement (mungkin penguatan
positif ataupun penguatan negatif)
9. Memberikan
stimulus baru
10. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan (mengevaluasi
hasil belajar)
11. Memberikan
penguatan
12. dan
seterusnya
2.
Teori Kognitivisme
Belajar : Perubahan pemahaman/persepsi
PBM : mengaitkan
antara satu pemahaman menuju pemahan baru yang merupakan satu kesimpulan dari
perkembangan pemahaman.
Contoh Aplikasi :
1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2. Mengukur kesiapan mahasiswa (minat, kemampuan, struktur
kognitif), baik melalui tes awal, interview, review, pertanyaan, dan lain-lain
3. Memilih materi pelajaran dan mengaturnya dalam bentuk
penyajian konsep-konsep kunci
4. Mengidentifikasi prinsip-prinsip yang harus dikuasai
mahasiswa dari materi tersebut
5. Menyajikan suatu pandangan secara menyeluruh tentang apa
yang harus dipelajari
6. Membuat dan menggunakan “advance organizer”, paling
tidak dengan cara membuat rangkuman terhadap materi yang baru saja diberikan,
dilengkapi dengan uraian singkat yang menunjukkan relevansi (keterkaitan)
materi yang sudah diberikan itu dengan materi baru yang akan diberikan.
7. Mengajar mahasiswa memahami konsep-konsep dan
prinsip-prinsip yang sudah ditentukan, dengan memberi fokus pada hubungan yang
terjalin antara konsep-konsep yang ada
8. Mengevaluasi proses dan hasil belajar
3.
Teori
Humanistik
Belajar : Memanusiakan manusia
PBM : Pengalaman
=> Ilmu Pengetahuan
Lebih dekat pada filsafat dari pada pendidikan, dan lebih
menekankan descriptive dari pada prescriptive karena substansi
teori merupakan permasalahan filsafat.
Contoh Aplikasi :
1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2. Menentukan materi pelajaran
3. Mengidentifikasi “entry behavior” mahasiswa
4. Mengidentifikasi topik-topik yang memungkinkan mahasiswa
mempelajarinya secara aktif (mengalami)
5. Mendesain wahana (lingkungan, media, fasilitas, dsb) yang
akan digunakan mahasiswa untuk belajar
6. Membimbing mahasiswa belajar secara aktif
7. Membimbing mahasiswa memahami hakikat makna dari pengalaman
belajar mereka
8. Membimbing mahasiswa membuat konseptualisasi pengalaman
tersebut
9. Membimbing mahasiswa sampai mereka mampu mengaplikasikan
konsep-konsep baru ke situasi yang baru
10. Mengevaluasi proses dan hasil belajar-mengajar
4.
Teori
Sibernetik
Belajar :Pengolahan Informasi
PBM : Sistem
Informasi terbagi 2 :
·
Convergen : Heuristik : Bersatu
·
Divergen : Algoritmik : Terpecah, berlainan.
Lebih memperhatikan sistem informasi dari pada materi
Contoh Aplikasi :
1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2. Menentukan materi pelajaran
3. Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi
tersebut
4. Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan
sistem informasinya
5. Menyajikan materi dan membimbing mahasiswa belajar dengan
pola yang sesuai dengan urutan materi pelajaran
V.
STRUKTUR FITRAH MANUSIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEGIATAN
PEMBELAJARAN.
A.
Pengertian Fitrah Manusia
“ فِطْرَة
artinya
Perangai, Tabi’i, Kejadian asli , Agama ciptaan” [3].
“Dengan demikian, secara sederhana, fitrah manusia berarti kejadiannya
sejak semula, atau bawaannya sejak lahir”. [4] Berdasarkan uraian di atas
dapat dipahami bahwa fitrah manusia merupakan semua bentuk potensi yang telah
dianugerahkan oleh Allah kepada manusia semenjak proses penciptaannya di alam
rahim guna kelangsungan hidupnya di atas dunia serta menjalankan tugas dan
fungsinya sebagai makhluk terbaik yang diciptakan oleh Allah swt.
B.
Struktur Fitrah Manusia
Dalam bukunya berjudul Persfektif
Islam tentang Strategi Pembelajaran
Prof.Dr.H.Abuddin Nata,M.A berpendapat ,bahwa struktur fitrah manusia
paling kurang mencakup 5 yaitu:
1.
Fitrah
beragama yang bertumpu pada keimanan sebagai intinya, fitrah mengandung
kemampuan asli untuk beragama Islam , karena islam adalah agama fitrah.
2.
Fitrah
dalam bentuk bakat dan kecenderungan yang mengacu kepada keimanan kepada Allah.
Dalam hal ini fitrah menjadi daya penggerak utama dalam diri seorang mukmin
untuk mencari kebenaran hakiki dari Allah.
3.
Fitrah
berupa naluri dan kewahyuan. Kemampuan menerima sifat-sifat Tuhan dan
mengembangkannya dalam pola pikir dan tingkah laku kehidupan sehari-hari adalah
merupakan potensi dasar (fitrah) manusia yang terbawa sejak lahir. Pengertian
fitrah ini adalah sama dengan beragama
wahyu yaitu agama Islam.
4.
Kemampuan
dasar untuk beragama secara umum, tidak pada agama islam saja, tetapi juga pada
agama lainnya.
5.
Memiliki
(1) bakat dan kecerdasan; kemampuan
bawaan yang mengacu kepada perkembangan kemampuan akademis (ilmiah) dan
keahlian (profesional) dalam berbagai kehidupan. (2) Insting(naluri) ;
kemampuan berbuat atau bertingkah laku dengan tanpa melalui proses belajar
terlebih dahulu.
Berbagai kecakapan diatas dapat dibina dan dikembangkan menjadi
lebih baik lagi melalui pendidikan dan pengajaran , Inilah hubungan fungsional
antara fitrah dan kegiatan pembelajaran [5].
C.
Hubungan Struktur Fitrah
Manusia dengan Kegiatan Belajar
Mengajar.
Kegiatan belajar mengajar merupakan upaya memengaruhi jiwa anak
didik agar mereka mau melakukan berbagai kegiatan belajar, seperti membaca ,
memahami, menganalisasi, membandingkan, menyimpulkan dan sebagainya dengan
motivasi yang tinggi , dan dalam suasana yang menyenangkan, menggairahkan dan
menggembirakan. Dalam melakukan kegiatan belajar tersebut , para peserta didik
menggunakan segenap potensi fitrah yang dimilikinya, seperti kecenderungannya
yang serba ingin tahu (curiousty), panca indra yang dimilikinya, bakat, minat,
kemampuan kognitif,afektif, dan psikomotorik. Berbagai potensi fitrah tersebut
harus dirawat , di pelajari, dipupuk, dan dibina agar dapat berfungsi dengan
baik dalam melakukan kegiatan belajar- mengajar[6].
“Faktor kemampuan pelajar besar sekali pengaruhnya terhadap hasil
belajar yang dicapai”[7]
. Maka menjadi sebuah kewajiban memberikan pendidikan dan pengajaran yang
sesuai dengan bakat, minat, kecenderungan, kecerdasan, dan latar belakang
fitrah peserta didik itu .
VI.
STRATEGI
PEMBELAJARAN EKSPOSITORI (SPE)
VII.
STRATEGI
PEMBELAJARAN INKUIRI (SPI)
A.
Konsep Dasar
SPI
Strategi
pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses
berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan
siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristik, yang
berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
B.
Pengembangan Pola Pikir (Kognitif)
Akal adalah
karunia Allah SWT yang besar bagi manusia. Pembinaan pola pikir atau kognitif yakni pembinaan kecerdasan dan ilmu pengetahuan
yang luas dan mendalam. Tujuan- tujuan pembelajaran kerap mengandung
sasaran supaya siswa belajar berpikir (how
to think). Sasaran ini secara teoritis dapat dibenarkan, tapi persoalannya
terletak pada bagaimana cara mengelola pengajaran ke arah itu (teaching students how to think).[8]
C.
Prinsip-prinsip Penggunaan SPI
1.
Berorientasi Pada Pengembangan
Intelektual
2.
Prinsip Interaksi
3.
Prinsip Bertanya
4.
Prinsip Belajar untuk Berpikir
5.
Prinsip Keterbukaan
D.
Langkah
Pelaksanaan SPI
Secara
umum proses pembelajaran dengan menggunakan SPI dapat mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
1.
Orientasi
2.
Merumuskan Masalah
3.
Merumuskan Hipotesis
4.
Mengumpulkan Data
5.
Menguji Hipotesis
6.
Merumuskan Kesimpulan
E.
Kesulitan-kesulitan
Implementasi SPI
1.
Guru banyak yang merasah keberatan
untuk mengubah pola mengajarnya.
2.
Sejak lama tertanam dalam budaya
belajar siswa bahwa belajar pada dasarnya adalah menerima materi pelajaran dari
guru, dengan demikian mereka akan
mengalami kesulitan untuk menjawab setiap pertanyaan, walaupun pertanyaan itu
sangat sederhana.
3.
berhubungan dengan sistem pendidikan
kita yang dianggap tidak konsisten.
VIII.
STRATEGI
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (SPMB)
IX.
STRATEGI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF (SPK)
Kooperatif
asal katanya adalah Cooperative (Inggris) artinya Bekerjasama[9].
Pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokan/tim kecil,yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai
latar belakang kemampuan akademik ,jenis kelamin,ras ,atau suku yang berbeda
(heterogen).sistem penilaian di lakukan terhadap kelompok.Setiap kelompok akan
memperoleh penghargaan(reward),jika kelompok mampu menunujukan prestasi yang di
persyaratkan [10]. .
1.
Karakteristik
SPK
Adapun karakteristik
strategi pembelajaran kooperatif ada 4 menurut Prof.DR.H.Wina Sanjaya (2014: 244-246)
dalam bukunya Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
yaitu:
1)
Pembelajaran
Secara Tim
2)
Didasarkan
Pada Manajemen kooperatif
3)
Kemauan
untuk Bekerja Sama
4)
Keterampilan
Bekerja Sama
2.
Keunggulan
dan Kelemahan SPK
Dari penjelasan diatas dapat kita ambil
kesimpulan keunggulan dan kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif, sebagai
berikut :
1) Keunggulan SPK
ü Melalui SPK siswa tidak perlu terlalu menggantungkan pada guru,akan
tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,menemukan
informasi dari berbagai sumber,dan belajar dari siswa yang lain.
ü SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan
dengan kata-kata secara variabel dan membandingkanya dengan ide-ide orang lain
ü SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan
kemampuan belajar abstrak menjadi nyata(rill).
2)
Kelemahan
SPK
ü Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu.Sangat
tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan
memahami filsafat cooperative learning.
ü Penilaian yang di berikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja
kelompok.Namun demikian ,guru menyadari ,bahwa sebenarnya hasil atau
prestasi yang di harapkan adalah
prestasi setiap individu siswa.
ü Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok
memerlukan periode waktu yang cukup panjang,Dan,hal ini tidak mungkin dapat
tercapai hanya dengan satu kali atau
sekali-kali penerapan strategi ini.
A. Langkah-Langkah
Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Kooperatif
“Model
pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis
kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan
oleh guru”[11]. Beberapa model pembelajaran kooperatif :
1. Model STAD (Student Teams Achivement Division)
Dikembangkan oleh Robert Slavin dari Univ.John Hopkin
USA, secara umum sebagai berikut pelaksanaannya di kelas :
a. Membagi Tim yang bersifat heterogen
b. Tiap kelompok diberi bahan ajar dan tugas
kelompok
c. Setiap kelompok mempelajari bahan ajar dan
menyelesaikan tugas dengan diskusi, selama proses ini guru hanya berperan
sebagai motivator
d. Tiap pekan guru melakukan evaluasi terhadap
kemajuan perkembangan siswa.
e. Memberi penghargaan pada kelompok dengan
hasil belajar yang sempurna.
2. Model Jigsaw
Dikembangkan oleh Elliot Aronson dari Univ.Texas USA.
a. Membagi tim belajar yang bersifat heterogen
(kelompok asal)
b. Setiap anggota mempelajari submateri ajar,
dan mengerjakan tugas individu.
c. Setiap ketua kelompok asal membagi tugas
kepada masing-masing anggota untuk
menjadi ahli dalam satu submateri pelajaran. Kemudian ahli submateri yang sama
dari kelompok lain bergabung membentuk kelompok baru yang disebut kelompok
ahli.Dan mendiskusikan tugas atas masalah-masalah yang jadi tanggung jawabnya.
d. Anggota kelompok ahli yang sudah “Mahir” di
pecah kembali kedalam kelompok asal dan melakukan berbagi informasi pada
anggota kelompok asal yang lain
e. Guru membimbing diskusi kelas dan memberi
perbaikan pada pemahaman siswa yang masih salah, dan kemudian member tugas
individu.
f. Memberi Reward/hadiah pada kelompok yang
bekerja dengan sempurna.
3. Model GI (Group Investigation)
Dalam hal ini baik dalam penentuan topic
maupun cara mempelajari melalui investigasi , ditentukan oleh siswa ada 6 tahap
yang dilewati sebagai berikut:
a. Identifikasi Topik
b. Perencanaan tugas belajar ; tugas
pembelajaran dibagi-bagi untuk setiap anggota dengan topic yang ditetapkan.
c. Melakukan kegiatan penelitian ;
Masing-masing anggota melakukan diskusi dan penelitian sesuai dengan topic yang
dibahas.
d. Penulisan laporan akhir
e. Presentasi penelitian
f. Evaluasi ;
X.
Strategi
pembelajaran Afektif (SPA)
XI.
Keberhasilan
pembelajaran : pengertian dan faktor yang memengaruhinya.
a) Evaluasi
Formatif
Evaluasi
Formatif yaitu evaluasi yang dilakukan sesudah diselesaikan satu pokok bahasan.
Dengan demikian evaluasi hasil belajar jangkan pendek. Dalam pelaksanaannya di
sekolah evaluasi formatif ini merupakan ulangan harian.
b) Evaluasi Sumative
Evaluasi
Sumative yaitu evaluasi yang dilakukan sesudah diselesaikan beberapa pokok bahasan.
Dalam pelaksanaannya di sekolah, kalau evaluasi formatif dapat disamakan dengan
ulangan harian, maka evaluasi sumative dapat disamakan dengan ulangan umum yang
biasanya dilaksanakan pada tiap akhir catur wulan atau akhir semester.
c) Evaluasi Placement
Jika
cukup banyak calon siswa yang diterima di suatu sekolah sehingga diperlukan
lebih dari satu kelas, maka untuk pembagian diperlukan pertimbangan khusus.
Apakah anak yang baik akan disatukan di satu kelas ataukah semua kelas akan
diisi dengan campuran anak baik, sedang dan kurang, maka deperlukan adanya
informasi. Informasi yang demikian dapat diperoleh dengan cara evaluasi
placement. Tes ini dilaksanakan pada awal tahun pelajaran untuk mengetahui
tingkat pengetahuan siswa berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
d) Evaluasi Diagnostic
Evaluasi
Diagnostic ialah suatu evaluasi yang berfungsi untuk mengenal latar belakang
kehidupan (psikologi, phisik dan milliau) murid yang mengalami kesulitan
belajar yang hasilnya dapat digunakann sebagai dasar dalam memcahkan
kesulitan-kesulitan tersebut.
Pada
pelaksanaan “evaluasi hasil belajar” pengajaran agama, akan diperkenalkan
dengan tiga bentuk evaluasi, yaitu:
a. Tes tertulis
Ialah tes,
ujian atau ulangan, yang dialami oleh sejumlah siswa secara serempak dan
harus menjawab sejumlah pertanyaan atau soal secara tertulis dalam waktu yang
sudah ditentukan.
Terdapat dua
jenis tes tertulis, yaitu tes esai dan Obyektive tes.
b. Tes Lisan
c. Observasi
Ialah
metode/cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secar sistematis
mengenai tingkah laku dengan melihat/ mengamati siswa atau sekelompok siswa
secara langsung. Observasi digunakan
sebagai alat evaluasi untuk menilai kegiatan-kegiatan belajar yang bersifat
keterampilan atau aspek Psikomotor.
XII.
Teknik
mendapatkan umpan balik dalam pembelajaran.
XIII.
Pengelolaan
kelas : Pengertain dan tujuan , pendekatan dan prinsip pengelolaan kelas.
[1] Wina sanjaya ,
2014, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta : KENCANA)
H.126
[2] Lihat Ibid. h,
131-135
[3] Prof.DR.H.Mahmud
Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta : PT Mahmud Yunus Wa Dzurriyah ,
2010),h .319.
[4] Prof.Dr.H.Abuddin
Nata, Persfektif Islam tentang
Strategi Pembelajaran (Cet. III ; Jakarta : Penerbit Kencana Prenada Media
Group, 2014), h.73.
[6] Ibid.,h. 80
[7] Departemen Agama RI, Metodologi Pendidikan
Agama Islam,(Departemen Agama RI:Jakarta , 2002), h.64
[8] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan
Standar Kompetensi Guru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2012, hal. 72,74
[10] Prof.DR.H.Wina
Sanjaya, M.Pd, OP.Cit ,h.242
[11]
Agus Suprijono,Cooperative
Learning Teori & Aplikasi Paikem. (Pustaka Pelajar: Yogyakarta , 2010),.h.54